SRIPOKU.COM -- Menangis ternyata ada manfaatnya loh? Kalo kelamaan menangis emang bisa bikin mata merah en bengkak.
Tapi menangis dan mengeluarkan air mata juga bisa jadi obat ajaib yang berguna buat kesehatan tubuh dan pikiran.
Masa seh? berikut 7 manfaat menangis buat kesehatan.
Ada beberapa alasan manusia untuk menangis:
1. Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis karena rasa takut.
3. Menangis karena cinta.
4. Menangis karena gembira.
5. Menangis karena menghadapi penderitaan.
6. Menangis karena terlalu sedih.
7. Menangis karena terasa hina dan lemah.
8. Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
9. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
10. Menangis orang munafik == pura-pura menangis.
2. Menangis karena rasa takut.
3. Menangis karena cinta.
4. Menangis karena gembira.
5. Menangis karena menghadapi penderitaan.
6. Menangis karena terlalu sedih.
7. Menangis karena terasa hina dan lemah.
8. Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
9. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
10. Menangis orang munafik == pura-pura menangis.
Berikut 7 manfaat menangis untuk kesehatan yang bisa kamu dapatkan setelah menangis dan mengeluarkan air mata.
1. Membantu Penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri.
Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh Bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami.
Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom”
yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari
keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung
bakteri, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan Mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali.
Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung
24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem
metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan Racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi
tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil
menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan
bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5. Mengurangi Stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ?
Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan “prolactin.”
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan
penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6. Membangun Komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas.
Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan
teman-2'nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini
bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7. Melegakan Perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian.
Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega.
Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.
Nah,, dengan mengetahui 7 manfaat menangis buat kesehatan, jadi kalo
kamu pengen nangis, menangislah bila harus menangis karna kita semua
manusia.. ?? Luapkan semua perasaan sedih atau marah kamu dengan
menangis.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka
seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu
[yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR.
Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada
tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang
pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3]
seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang
saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya,
[5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan
cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku
takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara
sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di
kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah
mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena
merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari
karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.”
(HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan
at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang
lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas
[pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah,
dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan
Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi
akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena
mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis
karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak
uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya
air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah
itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran
tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
“Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai
Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara
al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”.
Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca
oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat
an-Nisaa’.Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang
artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40).
Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun
menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air
mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha,
“Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat
yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam?”.
Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh).
Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis,
Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah
mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’.
Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang
pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat
kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi
kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu
Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih
at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis
tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu
menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya
mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan
masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan
manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan
kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku
khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak
memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah
di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka
beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada
hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan
yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang
ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka
beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan
kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang
akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi
nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak
tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya
lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah
kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya,
dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja
menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu
bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak
dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki?
Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita
dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang
salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan
bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah
dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi
Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min
haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi
sejati!
Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa
thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin
‘Ayish al-’Utaibi.