Polisi Akan Putus Aksi Gladiator Di Bogor

Memutus Tradisi Aksi Gladiator di Bogor
Memutus Tradisi Aksi Gladiator di Bogor
Advertisement
SEMPAT terkatung-katung selama 18 bulan, kasus bom-boman atau gladiator yang mengadu antarsiswa sekolah Katolik di Kota Bogor mulai terungkap. Setelah orangtua Hilarius Christian Event Raharjo mengizinkan jasad siswa SMU Budi Mulya Kota Bogor itu diautopsi, polisi bergerak cepat.



Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota akhirnya menetapkan enam tersangka. Namun, baru empat orang yang ditangkap, kemarin. Yakni, AB, HK, MS, dan JT. Sementara dua lainnya, Ferry dan T masih dilakukan penyelidikan dengan analisis CDR. Keduanya sudah masuk DPO (daftar pencarian orang) alias buron.



Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Komisaris Ahmad Choerudin menyatakan para tersangka ditangkap di empat lokasi berbeda. Di Yogyakarta, Bandung, dan Kota/Kabupaten Bogor.



“Proses penangkapannya dari Yogya dulu, setelah itu langsung semuanya,” kata Choerudin di kantor Polresta Bogor, kemarin.



AB merupakan lawan dari Hilarius, MS berperan sebagai wasit dalam pertandingan. Adapun dua tersangka lainnya yakni HK dan JT berperan menyuruh, menghubungi, dan menempatkan petarung, serta menunjuk lokasi pertarungan.



Kapolres Bogor Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya dalam keterangan persnya mengatakan, meski sejumlah tersangka sudah ditetapkan dan ditangkap, pihaknya masih melakukan pendalaman.



“Aktor intelektual, asal mula kejadian atau bom-boman itu, kita masih mendalami. Kita akan buka semua,” ujar Kapolresta Ulung berjanji.



Info keterkaitan alumni, dia mengatakan akan membuka semuanya. Karena berdasarkan hasil pemeriksaan pada 2016, aksi bom-boman atau gladiator sudah ada dan dilakukan dua sekolah ini sejak 4 tahun lalu atau sejak 2010. Ajang gladiator ini baru terungkap ke permukaan setelah adanya korban jiwa.



Maria Agnes Tri Dharmawaty, bunda Hilarius berharap besar adanya keadilan. Sempat diabaikan hampir dua tahun, lalu muncul kekerasan di SMAN 7 Kota Bogor membuatnya tidak bisa tinggal diam. “Berikan hukuman yang setimpal bagi pelakunya, semoga memberi efek jera bagi yang lain,” imbuhnnya.



Di mata Herman, 50, warga Kota Bogor yang dua anaknya masih bersekolah di SMA mengatakan, kejadian gladiator bisa saja seperti gunung es hanya tampak dipermukaan, padahal banyak.



Lantaran itu, Pemkot Bogor atau Dinas Pendidikan harus berlaku tegas, tidak akan membiarkan kekerasan di dunia pendidikan, baik itu yang dilakukan siswa atau guru. (Dede Susianti/J-3)