Gadis Ini Tertidur Sangat Lama, Sama Seperti Dongeng Putri Salju

SRIPOKU.COM -- Kisah dongeng Putri Salju yang yang tertidur lama dan dibangunkan seorang pangeran, ternyata tidak seluruhnya merupakan mitos belaka.
seperti kejadian yang dialami Gadis remaja asal di Banjarmasin bernama Echa,
Dia diketahui  tidak bangun selama 14 hari dari tidurnya.

Kejadian langka ini diceritakan oleh sang ayah melalui akun Facebooknya, Moel Ya Lo Ve, pada 19 Oktober 2017.
Moel mengaku sudah memanggil dokter spesialis jiwa namun belum bisa digali lebih dalam.
Bahkan kondisi fisik Echa baik-baik saja selama tidur.
Hasil CT scan biasa dan kontras juga menyatakan Echa tidak mengalami gangguan apapun.
Selama 14 hari, orang terdekatnya tetap menyuapi makan dan minum meski Echa dalam kondisi tidur.
Echa diketahui 14 hari tak bangun dari tidurnya
Echa diketahui 14 hari tak bangun dari tidurnya (SRIPOKU.COM/ IST)
Bukan hanya sekali, kejadian ini sudah beberapa kali dialami Echa dengan waktu tidur yang tak tentu.
Mulai dari 7 hari, 8 hari hingga yang terakhir selama 14 hari.
Pertama kali Echa mengalami tidur panjang pada Oktober 2016.
Hingga berita ini ditulis, Senin (23/10/2017), Echa dikabarkan belum bangun dari tidurnya dan masih dalam masa pengobatan.

Banyak warganet yang menghubungkan kejadian ini berhubungan dengan makhluk astral.
Sehingga disarankan, Echa mendapat pengobatan non-medis seperti rukiah atau dibacakan ayat suci Alquran.
Sejumlah netizenpun menyampaikan keprihatinan dan juga beropini dengan hal aneh yang terjadi pada echa di akun FB @Moel Ya Lo Ve,
Iwan Pudi  : Coba d ruqiah aj om
Rosta Alan Nawa : Mati suri mungkin pak???hhh
Annisa Alifia  : Coba bapaknya baca2 soal Kleine Levin Syndrome, terus coba cek ke dokter syaraf, siapa tau bisa di diagnosa sama dokternya
putri tidur3
putri tidur3 (SRIPOKU.COM/ IST)
 
Apa itu sindrom sleeping beauty?
Sindrom Kleine-Levine adalah suatu penyakit neurologis langka yang uniknya biasa diderita oleh pria dewasa, sekitar 70% dari jumlah penderita sindrom sleeping beauty adalah laki-laki.
Karakterisitik utama dari penyakit ini adalah berlangsungnya periode di mana penderitanya tidur dalam jangka waktu yang lama, kira-kira lebih dari 20 jam per harinya.

Periode ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa bulan.
Tetapi setelah periode tersebut berakhir, penderita sindrom sleeping beauty bisa beraktivitas biasa seperti layaknya orang normal.
Kasus pertama dari sindrom ini dilaporkan oleh Brierre de Boismont pada tahun 1862.
Kasus ini muncul beberapa dekade sebelum timbulnya epidemik encephalitis lethargica. Tetapi baru pada tahun 1925 kasus hiperinsomnia yang terus menerus berulang dikumpulkan dan dilaporkan oleh Willi Kleine di Frankfurt.
Max Levin kemudian melanjutkan penelitian terkait sindrom sleeping beauty dengan menambahkan beberapa teori yang mendukung.
Sindrom sleeping beauty kemudian dinamai Kleine-Levin Syndrome oleh Critchley pada tahun 1962 setelah ia sebelumnya memantau 15 kasus terkait gejala-gejala sindrom sleeping beauty yang muncul pada prajurit-prajurit Inggris yang bertugas pada perang dunia II.
tidur
tidur ()
Apa saja ciri-ciri sindrom sleeping beauty?

 
KLeine Levin Syndrome Atau Sleeping Beauty Syndrome

Banyak warganet yang menyarankan beragam pengobatan, tidak hanya medis namun juga alternatif.
Ciri utamanya adalah waktu tidur yang berlebihan ketika sindrom tersebut menyerang, masa-masa ini biasa disebut ‘episode’.
Jika suatu episode terjadi, penderita dapat memiliki karakteristik sebagai berikut:
Penderita tidak dapat membedakan mana kenyataan mana mimpi.
Tidak jarang di sela-sela berlangsungnya episode, penderita sering melamun dan terlihat seolah-olah tidak sadar dengan lingkungan sekitarnya.
Ketika terbangun di tengah-tengah waktu tidur panjangnya, penderita dapat bertingkah laku seperti anak kecil, merasa kebingungan, disorientasi, letargi (kehilangan energi dan merasa sangat lemas), hingga apatis atau tidak menunjukkan emosi terhadap yang terjadi di sekitarnya.
Penderita juga dilaporkan menjadi lebih sensitif terhadap banyak hal seperti misalnya suara dan cahaya.
Kehilangan nafsu makan juga bisa terjadi ketika suatu episode sedang berlangsung. Beberapa juga menyatakan munculnya nafsu seksual yang meningkat secara tiba-tiba.
Sindrom sleeping beauty ini merupakan sebuah siklus.
Tiap episode dapat berlangsung selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
Ketika suatu episode berlangsung, penderita tidak dapat melakukan pekerjaan layaknya orang normal seperti misalnya pergi ke kantor atau ke sekolah.
Karena lebih dari setengah harinya akan digunakan untuk tidur.
Mereka juga tidak bisa mengurus dirinya sendiri karena meskipun mereka terbangun, tetapi kemudian mereka akan merasa terlalu lelah, tidak punya tenaga, dan mengalami disorientasi.
Apa yang menyebabkan terjadinya sindrom sleeping beauty?
Sama seperti penyakit langka lainnya, masih belum ada penjelasan terkait apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya penyakit ini.
Tetapi gejala-gejala yang muncul pada sindrom ini mengindikasikan adanya malfungsi kerja bagian hipotalamus dan thalamus pada otak.
Kedua bagian ini pada otak berperan dalam mengatur nafsu makan serta tidur.
Ilustrasi.
Ilustrasi. (http://lifestyle.kompas.com/)
Bagaimana pengobatan bagi penderita sindrom sleeping beauty?
Dibandingkan dengan terapi obat, pendampingan dan penanganan di rumah saat episode sindrom sleeping beauty muncul jauh lebih ditekankan.
Beberapa jenis obat dapat dikonsumsi tetapi tujuannya bukan untuk mengobati sindrom tersebut melainkan hanya mengurangi gejala-gejalanya.
Obat-obatan yang berupa stimulan seperti amfetamin, methylphenidate, dan modafinil dapat digunakan untuk mengatasi rasa kantuk berlebihan yang ditimbulkan sindrom sleeping beauty.
Tetapi jenis obat-obatan tersebut dapat meningkatkan iritabilitas penderita dan tidak berpengaruh untuk mengurangi abnormalitas kemampuan kognitif yang terjadi saat episode berlangsung.
Karena itu, pengawasan dan penanganan di rumah selama episode terjadi sangatlah penting.
Penderita akan mengalami kesulitan mengurus dirinya sendiri sehingga bantuan orang lain sangatlah dibutuhkan.
Setelah satu episode berakhir, penderita biasanya tidak akan mengingat apa yang terjadi selama episode sindrom berlangsung.
Biasanya episode-episode sindrom sleeping beauty ini lama kelamaan akan berkurang durasi dan intensitasnya. Proses ini dapat berlangsung selama 8 hingga 12 tahun lamanya.