Meski sudah sering ada studi yang memperlajari atau mendiskusikan manfaat, khasiat atau efek dari minum kopi, ternyata lebih banyak manfaat dan khasiat dari mudharatnya.
Seperti efek kopi terhadap kesehatan masih saja terus jadi bahan perdebatan seperti efek kopi terhadap hipertensi, misalnya.
Satu studi mengatakan bermafaat dan baik bagi kesehatan sedangkan studi lainnya berkata tidak baik.
Terbaru, sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Southampton, Inggris dan University of Edinburgh, Skotlandia, menemukan bahwa minum kopi sampai tujuh gelas setiap hari justru dapat mengurangi risiko kematian dini.
Jawaban untuk semua itu, seakan menyelesaikan perdebatan ini.
Giuseppe Grosso selaku pakar epidemiologi nutrisi dari University of Catania, Italia dan timnya pernah mempelajari 127 meta-analisis independen yang menyelidiki efek kesehatan dari kopi.
Beberapa dari studi ini juga melakukan uji coba secara acak, tetapi mayoritas menggunakan metode observasi terhadap kebiasaan mengonsumsi kopi dan kafein.
Tim peneliti dari University of Catania kemudian menilai kekuatan studi dan konklusi menggunakan skala, dari “Meyakinkan” ke “Terbatas”.
Dipublikasikan dalam Annual Review of Nutrition, tim peneliti berkata bahwa tidak ada satu pun studi yang menunjukkan bukti pada tingkat “Meyakinkan”.
Namun, beberapa yang menyatakan bahwa kebiasaan minum kopi dapat mengurangi risiko kanker antara 2 sampai 20 persen tergantung dari jenis kankernya dinilai “Memungkinkan”.
Hasil telaahan tim peneliti juga menemukan bahwa kopi dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular hingga 5 persen, serta diabetes tipe 2 dan penyakit Parkinson hingga 30 persen.
Orang yang terbiasa minum kopi juga memiliki risiko kematian lebih rendah selama durasi penelitian.
Meski demikian, kopi tidak selalu baik bagi semua orang.
Salah satu kelompok yang harus menghindari kopi adalah ibu hamil.
Beberapa studi yang mendapat nilai “Memungkinkan” menemukan hubungan antara konsumsi kafein dengan kenaikan risiko keguguran.
Menurut Grosso, hal ini karena janin tidak memiliki enzim untuk memtabolisme kafein.
Akibatnya, kafein terakumulasi dan dapat menyebabkan keguguran.
Grosso pun mengakui bahwa temuan-temuan ini baru “Memungkinkan”, tetapi untuk amannya, dia merekomendasikan agar ibu hamil berhenti atau sangat membatasi konsumsi kopinya.
Nah, tentang efek kopi terhadap darah tinggi dan kanker yang seringkali berubah-ubah, Grosso dan tim menemukan bahwa hal ini kemungkinan karena kegagalan studi dalam mengontrol kebiasaan merokok subyek, sebuah kebiasaan yang seringkali dilakukan bersama dengan mengonsumsi kopi.
Ketika studi hanya melihat subyek yang tidak merokok, data menunjukkan bahwa peminum kopi dalam tingkat sedang lebih terlindungi dari darah tinggi dan kanker.
Semua manfaat kopi ini, kata Grosso, karena kandungan fitokimia yang juga ditemukan dalam buah, sayur, cokelat, dan teh memiliki kemampuan antioksidan dan antiinflamasi.
Kafein dan fitokimia juga memiliki efek positif terhadap enzim yang meregulasi fungsi ginjal, insulin, metabolisme glukosa, dan perbaikan DNA.
Oleh karena itu, Grosso dan tim pun mencapai konklusi bahwa kopi bisa menjadi bagian dari pola makan sehat.
Akan tetapi, kuncinya ada pada jumlah yang dikonsumsi.
Manfaat maksimum dari kopi bisa didapatkan pada dosis empat hingga lima cangkir kopi, atau sekitar 380 hingga 475 miligram kafein, per hari.
Bahkan hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of Southampton, Inggris dan University of Edinburgh, Skotlandia, menemukan bahwa minum kopi sampai tujuh gelas setiap hari justru dapat mengurangi risiko kematian dini.
Untuk menemukan hal tersebut, tim peneliti melakukan pengkajian ulang terhadap lebih dari 200 penelitian tentang kopi. Hasilnya, kopi ternyata lebih banyak untungnya bagi kesehatan, dari pada kerugiannya.
Menurut para peneliti, tiga sampai empat cangkir kopi setiap hari adalah yang paling optimal dan dapat mengurangi risiko mati muda sampai 17 persen bila dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak minum kopi.
Namun, orang yang meminum tujuh cangkir kopi setiap hari tetap dapat merasakan manfaat dari kopi dan memiliki risiko kematian dini 10 persen lebih rendah.
Dilansir dari laman Telegraph edisi (22/11/2017), kebiasaan meminum kopi juga dikaitkan dengan peningkatan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat, endometrium, kulit, dan hati.
Tidak sampai di situ. Pasien yang memiliki penyakit dalam seperti diabetes, batu empedu, asam urat, dan gangguan hati, juga bisa mendapatkan manfaat dari kopi, asal masih dalam takaran normal.
Akan tetapi, para peneliti mengingatkan bahwa semua manfaat ini bisa hilang bila dilawan dengan kebiasaan buruk, seperti merokok.
Selain itu, minum kopi berlebihan juga tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan telah dikaitkan dengan tingkat kelahiran yang lebih rendah, seperti risiko bayi lahir prematur sampai keguguran.
"Konsumsi kopi umumnya aman dalam tingkat asupan yang biasa, dengan perkiraan kopi akan memberi manfaat besar untuk berbagai faktor kesehatan jika batasan minumnya tiga sampai empat cangkir sehari.
Kopi lebih menguntungkan kesehatan dari pada membahayakan," ujar penulis penelitian itu.
Donald Hensrud seorang ahli nutrisi di Mayo Clinic College, juga setuju bahwa kopi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
"Penelitian menunjukkan bahwa kopi memiliki manfaat untuk kesehatan, termasuk melindungi dari penyakit Parkinson, diabetes tipe 2 dan penyakit hati, termasuk kanker hati.
Kopi juga tampaknya memperbaiki fungsi kognitif dan menurunkan risiko depresi," katanya di situs Mayoclinic.
Tetap ada Larangan
Terungkap dalam pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Grosso juga menjelaskan, sebaiknya kopi tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil, sebab kafein yang terakumulasi dapat mengakibatkan keguguran.
Walau kopi sudah dipastikan aman untuk kesehatan mulai dari mengurangi risiko kanker dan penyakit kardiovaskular, kita juga wajib memerhatikan batasan minum kopi untuk tubuh.
Seperti yang kita tahu, zat aktif pada kopi adalah kafein. Kafein ini memiliki sifat seperti psikotropik namun cara kerjanya tidak sama dengan zat adiktif berbahaya.
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menerangkan bahwa mengonsumsi kopi ada batasannya jika kopi dapat bermanfaat bagi tubuh.
"Kafein dengan dosis kurang dari 400 miligram atau setara dengan 1 sampai 2 cangkir kopi, maka kafein akan bersifat sebagai stimulan positif," kata Rita kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2018).
Stimulan positif yang dimaksudnya adalah kafein dapat menstimulasi syaraf pusat dengan meningkatkan neurotransmiter otak yaitu dopamin dan norepinefrin yang memberikan rasa segar, meningkatkan konsentrasi, dan menghilangkan rasa kantuk.
Ia menambahkan, beberapa penelitian telah menjelaskan kafein dengan dosis kurang dari 400 miligram per hari dapat menurunkan risiko penyakit alzheimer, parkinson, juga pada pasien kardiovaskuler dapat menurunkan risiko kematian.
"Itu karena efek kafein sebagai pengencer darah," imbuh Rita yang juga seorang ahli gizi.
Rita mengungkapkan berdasarkan penelitian yang sudah ada, pasien jantung tetap dapat mengonsumsi kopi karena bisa menurunkan risiko kematian.
Sementara untuk pasien ginjal, belum ada penelitian yang bisa disimpulkan apakah kopi baik untuk tubuh atau tidak.
"Efek kafein pada individu sangat personal juga, sehingga kopi bisa diberikan kepada pasien jika memang punya riwayat suka konsumsi kopi. Dengan catatan, dosisnya tidak melebihi 400 miligram per hari," jelas Rita.
Ia menegaskan, kopi tidak akan bermanfaat bagi kesehatan jika penikmat kopi tetap menambahkan gula dalam cangkirnya. Hal ini justru akan memberikan efek negatif pada tubuh.
Bukannya badan menjadi segar, kita justru bisa menjadi tidak bertenaga karena insulin diproduksi berlebih dalam tubuh. Selain itu tubuh juga akan memproduksi serotonin yang membuat mengantuk.
"Juga menjadi tidak sehat untuk jantung karena gula adalah bahan dasar terjadinya plak bersama dengan kolesterol," jelasnya.
Selain kopi, sebenarnya kafein juga ada di dalam kandungan teh meski dengan dosis yang lebih rendah.