Ilustrasi buaya
Ingin merasakan wisata yang berbeda? Atau sekadar menguji keberanian dan nyali? Anda harus memasukkan nama danau Paga dalam daftar wisata yang ingin Anda kunjungi. Pasalnya di danau ini, Anda akan merasakan berenang bersama buaya. Tak hanya seekor, danau tersebut dihuni lebih dari 100 ekor buaya.
Danau yang berada desa Paga, wilayah perbatasan Ghana dan Burkina Faso, di benua Afrika ini terkenal dengan buaya-buaya yang jinak terhadap manusia. Saking jinaknya, penduduk yang tinggal di sekitar danau Paga membiarkan anak-anak mereka berenang dan bermain air sementara buaya-buaya Afrika berjemur di pinggir danau.
Dilansir dari Ozy, penduduk setempat percaya bahwa reptil bergigi tajam ini merupakan reinkarnasi manusia. Mitos lainnya, terdapat semacam perjanjian bahwa keturunan buaya tidak akan memakan manusia asalkan tidak diusik. Warga setempat mengatakan, belum pernah ada kejadian seekor buaya menyerang manusia di danau Paga. Terdengar aneh, tapi dapat dijelaskan secara ilmiah.
Matthew Shirley, peneliti reptil International Union for Conservation of Nature untuk wilayah Afrika mengatakan ritual penghormatan terhadap buaya merupakan tradisi yang mudah ditemukan di Afrika.
"Ada tiga spesies buaya di danau Paga, termasuk varietas kurcaci yang terancam punah," lanjutnya.
Ia menambahkan, asal tidak diusik dan mendapat makanan cukup, buaya tidak akan menyerang manusia. Pendapat lain dikemukakan Chris Dieter. Peternak buaya di Texas, Amerika Serikat ini menjelaskan bahwa buaya yang tinggal di danau Paga bukan dari jenis agresif.
"Mungkin terlihat berbahaya. Namun kenyataannya, buaya mungkin tidak melihat manusia sebagai makan siang," ujarnya. Chris Dieter menambahkan, dalam jangka waktu lama, buaya dapat dijinakkan bahkan dilatih.
Terlepas dari silang pendapat tentang buaya, penduduk sekitar danau Paga di Ghana jeli memanfaatkan fenomena langka ini sebagai atraksi wisata. Bila Anda ingin merasakan sensasi berenang bersama reptil bergigi tajam, siapkan nyali dan uang untuk bepergian ke danau Paga.