Kami para ayah sibuk bekerja mencari nafkah.
Mungkin ini cocok menjadi alasan. Tapi tidak selamanya alasan ini sesuai dengan keadaan seharusnya. Bagaimana pun si Anak perlu sosok sang Ayah. Perlu sosok yang tegas namun penyayang. Nah bagaimana sih caranya jadi Ayah yang kekinian. Mungkin tips di bawa ini pas buat Agan yang kini jadi Ayah.
1. Sediakan selalu waktu luang
Waktu luang sangat penting bagi seorang anak. Sedikit namun bermakna. Jika memungkinkan, perlu juga meluangkan beberapa hari untuk full bersama si kecil. Nah kalau tidak sempat, bisa juga meluangkan beberapa waktu luang yang ada untuk sekedar bercanda dan bermain. Atau cukup dengan mendengarkan cerita si anak tentang apa yang dialaminya. Mengelitikinya. Atau memaikan muka ‘jelek’ yang menghibur si anak.
Waktu luang ini beragam dan disesuaikan dengan kesibukan. Bisa sebelum berangkat kerja, saat pulang kerja atau sebelum si anak masuk ke kamar untuk tidur.
Waktu luang ini hanya sebentar loh Ayah. Jangan sampai nanti menyesal saat sadar bahwa si anak bukan masanya lagi untuk diajak bercanda. Lantas perlahan mencap Ayah sebagai ayah jaman old. Hiii....
2. Bermain dan bermain
Tabiat anak kecil adalah senang bermain. Lakukanlah permainan yang unik namun berkesan. Tidak perlu ke tempat yang mewah dan ramai. Cukup lakukan di rumah atau dilingkungan sekitar.
Misalnya main petak umpet, bernyanyi bersama atau sekedar iseng menghitung anak tangga saat berpergian ke tempat yang bertingkat.
Enjoylah dengan mereka. Karena itu menguatkan bonding Ayah dan Anak. Biar ketika ada masalah tertentu si anak bisa memahaminya walau masih kecil.
3. Bercerita apapun itu
Anak yang suka mendengarkan cerita akan menjadi cerdas!
So, ajak anak untuk bercerita. Tentang apa yang dia lakukan. Bermain dengan siapa. Apa yang terjadi. Atau menanyakan hal-hal yang tidak biasa yang terdapat pada bagian tubuhnya. Misal tangannya tergores, tanya apa penyebab terjadinya. Apa yang dia rasakan dan lain sebagainya.
Kelak saat dewasa dan mereka mendapatkan masalah larinya pada kita selaku orang tua. Tidak pada orang lain dan tidak pula pada hal-hal tertentu yang menjerumuskan si anak nantinya.
4. Lakukan aktifitas bersama-sama
Melakukan aktifitas secara bersama penting loh buat anak. Selain mereka memahami apa yang dilakukan orang dewasa, si anak juga akan memahami manfaat dari pekerjaan orang dewasa.
Aktifitas yang tidak kalah seru adalah melakukan hal kecil bersama. Misal membantu menyapu lantai, mencuci kendaraan atau hal lainnya. Walau tidak dipungkiri hasilnya tentu tidak ideal sepert dengan apa yang diharapkan. Tapi tidak masalah asal itu dalam keadaan wajar.
Atau ajak untuk sekedar hujan-hujanan bersama. Pokoknya lakukan kegiatan positif bermanfaat secara bersama.
Jangan lupa hal penting yang wajib oleh Ayah, ucapkan “terimakasih” saat si kecil usai membantu pekerjaan.
5. Ajak ke tempat Ayah bekerja
Pengalaman yang tidak akan terbayangkan adalah saat si kecil diajak bertandang ke tempat Ayahnya bekerja. Melihat hal yang tak biasa. Merasakan seolah si anak sudah besar dan mulai berimajinasi, “Ayahku ternyata hebat dalam mengerjakan hal ini-itu, hm... kalau aku besar lagi mau kayak Ayah, ah!”
Eits... pastikan dulu, tempat kerja Agan mengijinkan untuk sesekali membawa bocil. Salah-salah, kita kena damprat bos lagi.
6. Bawa Oleh-oleh unik
Selepas pulang kerja adalah moment yang mendebarkan bagi sang Anak. Biar lebih greget lagi bawalah semacam oleh-oleh kecil saat Agan pulang bekerja. Pasti si anak makin sayang sama Agan.
Jika bokek??? Hm... jangan khawatir, dengan menunjukan sayang sama si kecil itu sudah cukup kok. Atau pas di depan pintu gerbang, saat ada si kecil tentunya, ajak dia untuk ikut naik kendaraan walau hanya masuk halam rumah saja itu mengasyikan bagi mereka.
“Ayo siapa yang mau ikut Ayah naik motooor...”
Ups hati-hati jika bocil agan banyak. Jangan sampai jadi bahan cemburuan anak yak....
7. Ajak komunikasi
Kebayang nggak kalau agan mau kerja atau mau bepergian si kecil merengek nggak ketulungan??? Pernah mengalaminya kan?
Atau si kecil males banget makan. Maunya yang itu itu aja. Kayak...
“Aku mau makan sama ayam....” sekoyong koyong orang tua menyandingkan ayam. Ups.. bukan itu maksdunya.
Nah, intinya perlu ada komunikasi. Ajak si anak untuk berdiskusi diwaktu yang pas. Saat dia mendapatkan kepuasan. Saat dia mendapatkan perasaan dikasihi. Saat itulah sampaikan maksud kita. Motivasi agar di menjadi oke. Misal : “Kakak, besok Ayah mau ke luar kota yak. Ayah minta tolong jagain adik dan bunda selama Ayah diluar kota.”
kalau hanya sekali saja mungkin nggak akan mempan. Maka perlu diajak komunikasi secara intensif dan kontinyu
Pilih waktu untuk ‘menghipnotis’ si kecil. Misal saat sebelum mereka terlelap kita masukin kata-kata baik pengantar tidurnya. Dalam keadaan atara sadar dan tidak, kata-kata yang Agan ucapkan akan masuk ke alam bawah sadar yang nantinya memicu untuk timbul secara refleks.