Mengenal hipertiroid
Hipertiroid merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid yang terletak di leher bagian depan memproduksi hormon tiroid secara berlebih. Berikut jenis hormon tiroid yang dimaksud:
- Tiroksin (T-4) dantriodotironin (T-3). Kedua jenis hormon ini berfungsi untuk mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, suhu tubuh, ritme jantung, serta produksi protein.
- Hormonkalsitonin. Berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dalam darah.
Meskipun hipertiroid umumnya menyerang mereka yang berusia antara 20-40 tahun; namun dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menjangkit siapa saja, tidak peduli tua maupun muda. Karenanya, jangan anggap sepel kondisi yang satu ini sebab gangguan pada kelenjar tiroid terbukti dapat memengaruhi metabolisme tubuh, pernapasan, detak jantung, sistem saraf, berat badan, hingga suhu tubuh.
Gejala
Berikut gejala yang umumnya muncul pada penderita hipertiroid:
- Pembengkakan pada leher akibat kelenjar tiroid yang membesar
- Denyut jantung yang semakin cepat dan tidak beraturan
- Kulit yang menjadi lembap dan hangat tiba-tiba
- Emosi yang labil, gelisah, hiperaktif, serta cemas
- Tremor
- Penurunan berat badan; biasanya disertai dengan hilangnya nafsu makan
- Takikardi
- Keringat berlebihan
- Frekuensi BAB dan BAK meningkat
- Kerontokan yang tidak merata pada rambut
- Kulit gatal dan kemerahan
- Sensitifterhadap suhu panas
- Sulit tidur
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
Penyebab
Terdapat beberapa hal yang memicu hipertiroid, seperti:
- Penyakit Graves; merupakan gangguan pada sistem imun tubuh yang memicu terbentuknya Thyroid-Stimulating Immunoglobulin (TSI). Antibodi inilah yang menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebih.
- Multinodular goiter (toxic goiter); merupakan gondok beracun yang ditandai dengan munculnya benjolan di kelenjar tiroid. Sama seperti penyakit Graves, gondok jenis ini juga menyebabkan tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan.
- Radang kelenjar tiroid, atautiroiditis.
- Konsumsi yodium berlebih.
- Tumor ovarium atau testis.
- Tumor jinak pada kelenjar tiroid dan kelenjar
Pemeriksaan
Demi memberikan diagnosa yang tepat, dokter pada umumnya akan menganjurkan pasien untuk menjalani beberapa macam pemeriksaan, mulai dari analisis gejala yang muncul, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) serta kadar hormon T3 dan T4. Lebih lanjut, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti USG tiroid yang berfungsi untuk melihat apakah terdapat nodul pada kelenjar tiroid; serta Computerized Tomography scan (CT-scan) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) guna melihat ada atau tidaknya tumor di kelenjar hipofisis.
Penanganan
Demi mengobati hipertiroid, dokter akan menyarankan dua jenis pengobatan, yaitu konsumsi obat anti-tiroid serta terapi yodium radioaktif. Jika obat anti-tiroid diresepkan guna menghambat sintesis hormon tiroid, maka terapi yodium radioaktif dipilih untuk menghancurkan sel-sel tiroid.
Jika dua jenis pengobatan tadi justru memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan pasien, maka prosedur medis terakhir yang dapat ditempuh adalah dengan menjalani operasi pengangkatan tiroid (sebagian atau seluruh kelenjar).
Lebih lanjut, demi meminimalisir kemungkinan terjadinya osteoporosis serta kambuhnya kembali hipertiroid, Gan- Sis disarankan untuk mengonsumsi suplemen tertentu yang kaya akan kalsium, natrium, dan vitamin D.