1. Ternyata nama Bali sudah digunakan dan ada sejak tahun 914. Hal ini dibuktikan dari tulisan di Prasasti Blanjong, yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa.
Spoiler for :
2. Pulau Bali sudah dihuni sejak 2000 tahun sebelum masehi, artinya pulau ini sudah ada penduduknya sudah 4 ribu tahun lamanya. Kebanyakan para penghuninya adalah orang ras Austronesia. Selain itu banyak orang India dan Tiongkok yang bermigrasi ke Pulau Dewata ini.
Spoiler for :
3 Ternyata sebelum Indonesia merdeka, Bali sudah menjadi destinasi yang populer. Salah satu buktinya adalah karya dari Margaret Mead-Gregory Bateston, Miguel Covarrubias Walter Spies, dan Collin PcPhee. Mereka membuat bali makin dikenal berkat karya yang dipublikasikan tahun 1930.
Spoiler for :
4. Tradisi ciuman massal atau lebih di kenal dengan nama Omed-omedan, di langsungkan sehari setelah perayaan Nyepi oleh warga Banjar Kaja Desa Sesetan, Denpasar. Pasangan pemuda-pemudi setempat akan bergiliran untuk maju untuk berciuman. Kemudian akan ada tetua desa yang datang untuk mengguyur mereka dengan air sampai basah. Ritual ini diyakini warga setempat dapat menghalangi desa mereka dari terserang wabah penyakit.
Spoiler for :
5. Bali memiliki lokasi sabung ayam terbanyak di Indonesia. Arena sabung ayam terdapat di semua area desa di Bali. Meski kebanyakan dari arena ini bersifat sementara saja di mana hanya digunakan pada hari-hari tertentu pelaksanaan upacara adat. Di Bali sabung ayam disebut dengan tajen yaitu sebuah permainan judi dengan mengadu ayam jago. Permainan ini merupakan permainan judi tertua yang ada di Bali.
Spoiler for :
6. Ritual Pengerebongan yang diadakan di Pura Petilan Kesiman, 8 hari setelah perayaan Kuningan, terbilang unik, karena selama prosesi banyak Penyungsung Pura (Umat Hindu) yang mengalami kesurupan. Pada saat bersamaan puluhan orang mengalami trance dan tiba-tiba berteriak histeris, menari, serta menusukan keris ke dada, uniknya mereka tidak terluka sedikit pun.
Spoiler for :
7. Setiap satu tahun sekali, kamu bisa menyaksikan ritual suci perkelahian antar pemuda di Desa Tenganan menggunakan daun pandan berduri, atau lebih dikenal dengan nama Perang Pandan. Ritual ini diadakan sebagai wujud penghormatan kepada Dewa Indra, yaitu dewa Perang yang paling mereka segani. Layaknya perang di zaman kerajaan, mereka juga memakai tameng yang terbuat dari anyaman bambu.
Spoiler for :
8. Warga di Desa Trunyan, Kintamani memiliki tradisi pemakaman yang unik, di mana mereka tidak mengubur ataupun membakar mayat (ngaben) ala umat Hindu Bali pada umumnya. Mayat hanya diletakan begitu saja di atas tanah yang dikelilingi oleh pohon Taru Menyan. Anehnya, mayat-mayat di sana tidak menimbulkan bau. Konon harum pohon Taru Menyan lah yang menetralisir bau anyir mayat-mayat di sana.
Spoiler for :
9. Ritual pembakaran mayat yang dikenal dengan istilah Ngaben adalah wujud pembebasan jiwa manusia untuk kembali kepada Sang Pencipta. Ngaben juga menjadi sangat unik dengan keberadaan replika bangunan meru dan lembu yang disertakan dalam prosesi kremasi tersebut. Bahkan beberapa prosesi Ngaben yang digelar cukup besar dengan membuat meru dengan tinggi belasan meter, seperti salah satunya di lingkungan keluarga Puri Ubud sering menjadi pusat perhatian wisatawan di Bali.
Spoiler for :
10. Sebelum abad ke-20, jalak Bali bukanlah satu-satunya fauna asli Bali. Setidaknya ada mamalia besar seperti macan tutul, banteng dan macan kumbang yang pernah ada di daratan pulau Bali. Meski saat ini banteng masih dapat ditemui di Bali namun populasi mereka di alam liar telah habis, mereka yang dapat ditemui sudah dalam bentuk binatang peliharaan yang jinak.
Sedangkan macan kumbang dan macan tutul telah punah. Menurut “IUCN Red List of Threatened Species” jejak terakhir dari macan jenis ini ditemukan tahun 1937. Kini satu-satunya spesies hewan asli Bali yang masih dapat ditemui adalah jalak Bali. Namun sayang jumlah populasi burung ini juga kian memprihatinkan dan berada diambang kepunahan.