SRIPOKU.COM-- Pada zaman Nabi Nuh, terjadi
badai topan dan air yang besar yang menenggelamkan segala isi perbukaan
bumi termasuk ka'bah yang mengalami kerusakan.
Setelah topan dahsyat mereda, semua orang-orang muslim kembali mengunjungi Ka'bah untuk melaksanakan ibadah.
Akhirnya, pada zaman Nabi Ibrahim, bangunan Ka'bah itu kembali diperbaiki.
Saat Ka'bah dibangun, terjadi peristiwa yang unik yakni sebelumnya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa istrinya, Siti Hajar ke tempat yang jauh dari kota Qan'an, tempat tinggal Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar di Padang yang tandus bersama Ismail, anaknya.
Ditengah panas terik matahari, Hajar duduk menyusui Ismail.
Suasana yang makin panas membuat Hajar juga merasa kehausan lalu minum air (dari tempat air ) yang ditinggalkan Nabi Ibrahim.
Karena persediaan kurma dan air yang ia miliki terbatas, Siti Hajar pun bingung manakala persediaan air habis dan Ismail kehausan.
Tak tega melihat Ismail kehausan, Siti Hajar mencari cara untuk mendapatkan air, ia berjalan kesana kemari namun tidak menemukan sumber air.
Siti Hajar kemudian menemukan Shafa, gunung yang paling dekat dengannya.
Setelah topan dahsyat mereda, semua orang-orang muslim kembali mengunjungi Ka'bah untuk melaksanakan ibadah.
Akhirnya, pada zaman Nabi Ibrahim, bangunan Ka'bah itu kembali diperbaiki.
Saat Ka'bah dibangun, terjadi peristiwa yang unik yakni sebelumnya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa istrinya, Siti Hajar ke tempat yang jauh dari kota Qan'an, tempat tinggal Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar di Padang yang tandus bersama Ismail, anaknya.
Ditengah panas terik matahari, Hajar duduk menyusui Ismail.
Suasana yang makin panas membuat Hajar juga merasa kehausan lalu minum air (dari tempat air ) yang ditinggalkan Nabi Ibrahim.
Karena persediaan kurma dan air yang ia miliki terbatas, Siti Hajar pun bingung manakala persediaan air habis dan Ismail kehausan.
Tak tega melihat Ismail kehausan, Siti Hajar mencari cara untuk mendapatkan air, ia berjalan kesana kemari namun tidak menemukan sumber air.
Siti Hajar kemudian menemukan Shafa, gunung yang paling dekat dengannya.
Dengan tenggorokan yang kering, Siti Jahar segera berlari ke
gunung Shafa, namun ketika sampai ia tidak menemukan seorang pun untuk
dimintai pertolongan.
Ia Pun turun dari Shafa, dan berlari melewati lembah hingga tiba di Marwa.
Saat berdiri di gunung Marwa ia kembali tidak menemukan siapaun hingga ia kembali lagi ke gunung Shafa.
Turun naik gunung antara Shafa dan marwa yang dilakukan Siti Hajar ini sampai 7 kali.
Ketika kembali ke atas Marwa lagi, ia mendengar suara yang berkata "Diamlah".
Siti hajar pun berusaha mencari sumber suara tersebut sembari berkata "Aku telah mendengarmu, apa engkau dapat memberikan bantuan untukku?"
Siti Hajar pun kembali menemui Ismail, dan ia melihat keajaiban.
Ia mendapati air yang memancar yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan Air zam-zam.
Siti Hajar kemudian mengambil tempat air yang kosong lalu mengisinya.
Ternyata air tersebut tetap mengalir, dan Siti Hajar pun meminum air tersebut kemudian mulai menyusui bayinya, Ismail.
Ia Pun turun dari Shafa, dan berlari melewati lembah hingga tiba di Marwa.
Saat berdiri di gunung Marwa ia kembali tidak menemukan siapaun hingga ia kembali lagi ke gunung Shafa.
Turun naik gunung antara Shafa dan marwa yang dilakukan Siti Hajar ini sampai 7 kali.
Ketika kembali ke atas Marwa lagi, ia mendengar suara yang berkata "Diamlah".
Siti hajar pun berusaha mencari sumber suara tersebut sembari berkata "Aku telah mendengarmu, apa engkau dapat memberikan bantuan untukku?"
Siti Hajar pun kembali menemui Ismail, dan ia melihat keajaiban.
Ia mendapati air yang memancar yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan Air zam-zam.
Siti Hajar kemudian mengambil tempat air yang kosong lalu mengisinya.
Ternyata air tersebut tetap mengalir, dan Siti Hajar pun meminum air tersebut kemudian mulai menyusui bayinya, Ismail.