Semakin Canggih, Ilmuwan Temukan Alat Deteksi Penyakit
Hanya Dengan Menggunakan Sinyal WIFI
[ HT# 147 ]
Kita patut bersyukur kepada para ahli dibidangnya yang benar-benar mementingkan kepentingan orang banyak, terutama dibidang kesehatan. Kalau dulu orang sakit harus ke dokter, kalau sekarang hanya dengan semacam jarum kecil kita bisa mengetahui kadar gula darah kita, dan sebentar lagi semua itu akan terlihat kuno karena sekarang ahli sudah menemukan cara yang lebih praktis, mendeteksi penyakit hanya menggunakan teknologi dari sinyal Wifi. Keyen!
Sekilas kalau kita fikir bagaimana caranya sinyal Wifi mampu mendeteksi penyakit atau emosi seseorang, apakah bisa? Sekarang tentu saja bisa. Salah satu ilmuwan MIT (Massachusetts Institute of Technology) berhasil mengembangkan teknologi sinyal Wifi dengan menggabungkan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi dan mengukur detak antung seseorang hanya dengan menentukan sinyal RF (Radio frequency). Radio frequency adalah salah satu frekuensi gelombang elektromagnetik yang berada pada rentang yang berkisar sekitar3 kHz sampai300 GHz, yang mencakup frekuensi yang digunakan dalam komunikasi radio atau radar pada umumnya. RF biasanya mengacu pada osilasi listrik daripada mekanis, jadi aman bagi tubuh.
Pemancar RF yang digabungkan dengan algoritma ini bekerja dengan cara yang sama seperti elektrokardiogram (EKG/ ECG) ECG adalah representasi aktivitas listrik jantung yang terekam dari elektroda pada permukaan tubuh. Bagian ini menjelaskan komponen dasar EKG dan sistem timah yang digunakan untuk mencatat rekaman EKG tanpa memerlukan petunjuk rumit apapun yang melekat pada seseorang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknologi yang sama seperti yang kita miliki di router rumah kita. Bagian yang luar biasa adalah mesin ini yang akan membaca diagnosa berdasarkan masukan yang para ilmuwan sebut sebagai EQ Radio.
Informasi yang diterima dari AI harus diproses secara berbeda dari EKG standar. Ketika seseorang terhubung secara fisik ke mesin, ukuran dan bentuk panjang gelombang yang dihantarkan komputer dapat diterima dan dapat diantisipasi. Tanpa teknik tethering ini maka Radio EQ tidak dapat membuat perkiraan tentang detak jantung Anda. Posisi Anda, ukuran ruangan, dan banyak faktor lainnya bisa dibaca bahkan meredam detak jantung Anda. AI merasakan apa yang sedang terjadi pada diri pasien dan kemudian dokter atau ahli kesehatan membuat kesimpulan apa yang terjadi dengan seseorang berdasarkan detak jantung secara akurat terhadap emosinya.
Tapi penemuan keren ini bagi sebagian ahli cukup mengkhawatirkan, sebab jika jatuh pada orang yang salah bisa dimanfaatkan untuk mengeksploitasi mempermainkan emosi seseorang yang ujung-ujungnya menipu dan merugikan calon korbannya.
"Kami membayangkan bahwa hasil ini membuka jalan bagi penelitian menarik tentang pemahaman
morfologi detak jantung baik dalam konteks pengenalan emosi maupun dalam konteks pemantauan dan diagnosis kesehatan non-invasif."
Kenapa berbahaya? Menurut ahli perangkat ini bisa bekerja tanpa harus bersentuhan dengan calon korbannya secara fisik, maka kesempatan untuk dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab jadi berpeluang besar.
Jadi jika teknologi ini benar-benar diproduksi harus benar-benar berada ditangan orang yang bisa bertanggung jawab juga terhadap profesinya.
Hanya Dengan Menggunakan Sinyal WIFI
[ HT# 147 ]
Kita patut bersyukur kepada para ahli dibidangnya yang benar-benar mementingkan kepentingan orang banyak, terutama dibidang kesehatan. Kalau dulu orang sakit harus ke dokter, kalau sekarang hanya dengan semacam jarum kecil kita bisa mengetahui kadar gula darah kita, dan sebentar lagi semua itu akan terlihat kuno karena sekarang ahli sudah menemukan cara yang lebih praktis, mendeteksi penyakit hanya menggunakan teknologi dari sinyal Wifi. Keyen!
Sekilas kalau kita fikir bagaimana caranya sinyal Wifi mampu mendeteksi penyakit atau emosi seseorang, apakah bisa? Sekarang tentu saja bisa. Salah satu ilmuwan MIT (Massachusetts Institute of Technology) berhasil mengembangkan teknologi sinyal Wifi dengan menggabungkan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi dan mengukur detak antung seseorang hanya dengan menentukan sinyal RF (Radio frequency). Radio frequency adalah salah satu frekuensi gelombang elektromagnetik yang berada pada rentang yang berkisar sekitar3 kHz sampai300 GHz, yang mencakup frekuensi yang digunakan dalam komunikasi radio atau radar pada umumnya. RF biasanya mengacu pada osilasi listrik daripada mekanis, jadi aman bagi tubuh.
Pemancar RF yang digabungkan dengan algoritma ini bekerja dengan cara yang sama seperti elektrokardiogram (EKG/ ECG) ECG adalah representasi aktivitas listrik jantung yang terekam dari elektroda pada permukaan tubuh. Bagian ini menjelaskan komponen dasar EKG dan sistem timah yang digunakan untuk mencatat rekaman EKG tanpa memerlukan petunjuk rumit apapun yang melekat pada seseorang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknologi yang sama seperti yang kita miliki di router rumah kita. Bagian yang luar biasa adalah mesin ini yang akan membaca diagnosa berdasarkan masukan yang para ilmuwan sebut sebagai EQ Radio.
Informasi yang diterima dari AI harus diproses secara berbeda dari EKG standar. Ketika seseorang terhubung secara fisik ke mesin, ukuran dan bentuk panjang gelombang yang dihantarkan komputer dapat diterima dan dapat diantisipasi. Tanpa teknik tethering ini maka Radio EQ tidak dapat membuat perkiraan tentang detak jantung Anda. Posisi Anda, ukuran ruangan, dan banyak faktor lainnya bisa dibaca bahkan meredam detak jantung Anda. AI merasakan apa yang sedang terjadi pada diri pasien dan kemudian dokter atau ahli kesehatan membuat kesimpulan apa yang terjadi dengan seseorang berdasarkan detak jantung secara akurat terhadap emosinya.
Tapi penemuan keren ini bagi sebagian ahli cukup mengkhawatirkan, sebab jika jatuh pada orang yang salah bisa dimanfaatkan untuk mengeksploitasi mempermainkan emosi seseorang yang ujung-ujungnya menipu dan merugikan calon korbannya.
"Kami membayangkan bahwa hasil ini membuka jalan bagi penelitian menarik tentang pemahaman
morfologi detak jantung baik dalam konteks pengenalan emosi maupun dalam konteks pemantauan dan diagnosis kesehatan non-invasif."
Kenapa berbahaya? Menurut ahli perangkat ini bisa bekerja tanpa harus bersentuhan dengan calon korbannya secara fisik, maka kesempatan untuk dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab jadi berpeluang besar.
Jadi jika teknologi ini benar-benar diproduksi harus benar-benar berada ditangan orang yang bisa bertanggung jawab juga terhadap profesinya.