Penggunaan energi fosil terus dibatasi di berbagai negara. Demikian halnya di Indonesia. Hingga pada masa pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ini, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) juga mulai ditekan penggunaannya. Sebagai alternatif, maka beberapa pihak berusaha merubah gaya hidupnya seperti beralih ke energi listrik.
Selain berperan menekan penggunaan BBM, energi listrik juga cenderung ramah lingkungan, dengan catatan listrik yang dihasilkan juga tidak berasal dari pembangkit berbahan baku batu bara.
Beberapa waktu silam, Jokowi telah menegaskan bahwa mobil listrik akan segera digunakan di Indonesia. Penggunaannya akan diperuntukkan bagi mobil angkutan masal.
Inovasi kendaraan bertenaga listrik pun terus dilakukan anak-anak bangsa negeri ini. Satu di antaranya adalah dengan keberadaan motor listrik GESITS.
Sebagaimana dilansir dari laman GNFI, inovasi GEISITS saat ini tengah berada dalam tahap komersialisasi dan sedang diproduksi masal. Rencananya, motor listrik ini akan dipasarkan mulai 2018 mendatang.
Sebagai tahap awal, bekerjasama dengan Garasindo, GEISITS akan diproduksi hingga 50.000 unit. Sebagian unit motor sudah dipesan sejumlah instansi pemerintah, di antaranya PT Telkom dan Pemerintah Provinsi Bali.
Bagaimana spesifikasinya? Dengan daya 5 kilowatt, motor ini bisa menempuh perjalanan sejauh 80 hingga 100 kilometer. Hm, menarik bukan?
Saat diperkenalkan beberapa waktu lalu, motor tersebut sebenarnya pernah diisukan sebagai calon kendaraan nasional. Kendati demikian, hingga kini gaung tersebut belum tampak nyata dari pemerintah.
“Dukungan pemerintah penting, khususnya beberapa kementerian yang berkaitan dengan pengurusan standarisasi, uji kelayakan hingga pengurusan perijinan pertaturan penerapan kendaraan listrik untuk digunakan masyarakat umum,” kata Alief Wikarta, salah seorang tokoh dibalik hadirnya motor listrik GESITS ketika ditemui di arena pameran Ritech Expo 2017.
Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menyampaikan, gaung dari GESITS sebagai kendaraan nasional hanyalah tinggal menunggu pernyataan resmi Presiden Jokowi.
“Jika hal ini terjadi, GESITS dengan resmi akan menjadi kendaraan nasional,” harapnya.
Alief juga menyampaikan, Jokowi sebelumnya pernah merencanakan akan ada 2,1 juta kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2025 mendatang.
Namun, ia khawatir, dengan target tersebut, justru kendaraan listrik buatan luar negeri yang akan datang.
“Padahal kita sendiri bisa memproduksi kendaraan listrik yang tidak kalah kualitasnya,” tegas dia.
Dirinya menambahkan, status sebagai kendaraan nasional tentu akan berdampak pada komersialisasi penggunaan dan persebaran GESITS di tanah air. Andai pemerintah mengesahkan, GESITS bisa dipastikan akan menjadi prioritas sebagai kendaraan listrik yang digunakan secara masal di negeri ini.
“Itu yang menjadi pilihan kita bersama, bahwa kita harus percaya dengan kemampuan kita sendiri. Dukungan dari pemerintah tentunya sangat diperlukan,” tandasnya. (OS/IB)