Dua Tahun Lagi Sinyal Hp Bakal Susah Di Daat, Ini Alasannya

Dua Tahun Lagi Sinyal Ponsel Bakal Kian Sulit Didapat
Dua Tahun Lagi Sinyal Ponsel Bakal Kian Sulit Didapat
Advertisement


TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dua tahun ke depan, orang Indonesia sulit menggunakan telepon seluler karena sinyal yang semakin lemah. "Kita enggak bisa telepon, chating, whatsapp, surfing, karena kebutuhan broadband sudah habis dipakai oleh siaran TV analog," kata Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Geryantika Kurnia dalam Focus Group Discussion Fraksi Partai Hanura di Gedung DPR, Kamis, 14 Agustus 2017.

Menurut Gerry, seharusnya siaran televisi segera migrasi ke digital yang lebih hemat bandwith tidak seperti analog saat ini. Namun sampai saat ini, Rancangan Undang-Undang Penyiaran yang menjadi dasar migrasi siaran TV analog ke digital belum juga disahkan.

RUU yang diajukan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat masih berada di Badan Legislasi (Baleg). Menurut Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon, draft RUU itu seharusnya hanya 20 hari kerja berada di Baleg untuk proses harmonisasi. "Tapi sampai sekarang sudah delapan bulan," kata Nurdin dalam FGD tersebut.

Menurut Nurdin, negara menghambur-hamburkan uang untuk pengelola televisi analog akibat menunda migrasi digital atau analog switch off (ASO). Indonesia termasuk 2 persen dari negara di dunia yang belum melaksanakan ASO. Sisamya, 98 persen sudah lama atau sedang dalam proses ASO. "Padahal, negara ini dibiayai dengan utang. Masak uangnya dihambur-hamburkan untuk TV analog?" katanya.

Dalam kesempatan berbeda, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Imam Nashiruddin berujar anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut dia, masyarakat Indonesia masih bisa menggunakan seluruh layanan, baik telepon, chatting, hingga berselancar di dunia maya.

"Namun memang kebutuhan terhadap penggunaan internet oleh masyarakat, terutama mobile broadband, sangat meningkat tajam dengan trafik mobile video sebagai aplikasi yang paling dominan," ujarnya.

Imam menuturkan hal tersebut bakal berimbas kepada turunnya kualitas layanan akibat peningkatan trafik mobile internet yang tidak mampu diimbangi dengan ketersediaan frekuensi yang ideal.