SRIPOKU.COM
, JAKARTA - Sejak awal, rencana revitalisasi Pasar Cinde di Palembang,
telah menuai pro dan kontra. Terlebih, setelah pasar tersebut ditetapkan
sebagai cagar budaya berdasarkan SK Wali Kota Palembang.
Direktur Utama PT Aldiron Hero Group Atar Tarigan mengatakan, hingga
kini belum jelas desain mana yang akan digunakan dalam revitalisasi
tersebut. Hanya, Aldiron, selaku pengembang telah menyiapkan desain baru
guna mempertahankan nilai cagar budaya Pasar Cinde.
Dalam desain baru yang dirancang, pengembang mempertahankan fasad
atau bagian depan bangunan yang ada. Menurut Atar, mempertahankan fasad
merupakan hal yang mafhum digunakan dalam proses revitalisasi cagar
budaya.
"Usulan dari temen-temen ini, jadi tinggalkan area fasad. Artinya,
nilai historisnya masih ada. Beberapa contoh banyak dilakukan di luar
negeri, kami juga studi banding ke Makassar, banyak yang seperti itu,"
kata Atar kepada KompasProperti di Jakarta, Sabtu (9/9/2017) malam.
Dalam desain, Pasar Cinde dirancang setinggi 15 lantai. Selain akan
difungsikan sebagai pasar modern, Pasar Cinde juga dilengkapi dengan
apartemen sederhana tiga lantai hingga fasilitas water park.
Atar menjelaskan, area pasar modern itu nantinya berada di lantai
dasar. Para pedagang yang selama ini telah berjualan di Pasar Cinde,
dijamin akan dapat berjualan kembali di area pasar modern.
"Sesuai janji Pak Gubernur, 887 (pedagang) itu digaransi mendapatkan
tempat di bangunan baru, dengan harga sewa yang sudah disepakati dan
sudah di-SK-kan," kata dia.
Selain itu, Pasar Cinde juga akan dilengkapi lifestyle mall dua
lantai untuk menggaet pengunjung, serta enam lantai trade center. Untuk
menampung kendaraan pengunjung, juga disediakan empat lantai area parkir
yang dapat menampung sekitar 800 unit kendaraan.
Untuk area trade center, Atar menambahkan, nantinya akan dijadikan
sebagai lokasi pusat perdagangan songket dan batik khas Palembang.
Selain itu, juga akan disediakan galeri mini yang menampilkan sejarah
Pasar Cinde.
"(Untuk pasar modern) itu akan identik 99 persen, seperti BSD dan
PIK, itu kita mengacu ke sana. Jadi pasar bersih dan nyaman, karena
pasar itu sudah ada SNI-nya," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sempat
melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika mendengar
kabar pasar tersebut hendak direnovasi, tahun lalu.
Tak hanya dari kalangan arsitek, masyarakat Palembang juga menggalang dukungan penolakan renovasi pasar tersebut.
Salah di antaranya yaitu dengan melayangkan petisi dan membentuk komunitas #SavePasarCinde.
"IAI sempat surati Jokowi agar mengingatkan Gubernur Sumatera Selatan
untuk tidak melupakan sejarah kotanya. Karena kelihatannya yang ngotot
ini kan gubernur," kata Ketua Badan Pelestarian IAI Aditya W Fitrianto
kepada KompasProperti, Kamis (20/7/2017).
Di dalam surat tersebut, ada tiga hal yang mereka sampaikan. Pertama,
berharap agar Presiden Jokowi meminta Gubernur Sumatera Selatan
menghentikan rencana pembongkaran Pasar Cinde.
Kedua, mengubah strategi pengembangan pasar dan fasilitas baru dalam kerangka revitalisasi Pasar Cinde Terpadu melalui Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG).
Karena Pasar Cinde merupakan bangunan cagar budaya, maka mesti mendapat rekomendasi dari TABG Cagar Budaya.
Terakhir, revitalisasi dimaksud adalah bangunan utama dengan bentuk khas serta kolom cendawan dapat dipertahankan.