Alexis Tutup Karyawannya Pindah KeKota Lain, Termasuk Ke Palembang

SRIPOKU.COM-Penutupan Alexis memang memiliki efek dan dampak yang besar terutama bagi para karyawan yang selama menggantungkan hidup dari sana.
Seperti diketahui, hotel dan griya pijat Alexis di Jakarta ini, memang terkenal dan mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.
Pasca ditutup banyak diantara mereka yang kemudian memilih penghidupan lain dengan berpindah tempat ke beberapa daerah hiburan di Indonesia, termasuk di Palembang dan beberapa kota besar lainnya.

Khususnya di Palembang memang terungkap dari beberapa investigasi para wartawan. Namun beberapa di kota besar lainnya. Selanjutnya bagaimana nasib pekerja asingnya?
Diberitakan mereka masih bertahan di Indonesia dan sama seperti pekerja lokal, mereka memilih pindah ke tempat-tempat yang membutuhkan keahlian dan tenaga mereka.
============
Berikut Beberapa Tempat yang menjadi singahan mereka berikutnya:

1. Pekerja Asing diduga ada yang ke Palembang dan Kota Besar Lainnya, ada yang pulang ke negaranya.
SETELAH izin usahanya tidak diperpanjang, hotel dan griya pijat Alexis telah menghentikan operasinya terhitung sejak 30 Oktober lalu. Akibatnya para pekerja terpaksa kehilangan mata pencahariannya.
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, sejumlah pekerja asing asal Vietnam dan Uzbekistan yang menjadi pemandu karaoke di Alexis telah meninggalkan Indonesia. Sementara sisanya sedang dalam proses kembali ke negara mereka.

Namun ada info bahwa sebagian lagi pulang ke negaranya untuk kembali ke Indonesia, dan bekerja. Sasaran mereka ada tempat-tempat hiburan di beberapa kota besar termasuk kota Palembang yang saat ini tengah berkembang pesat.
Hasil gambar untuk alexis
==========
2. Pekerja Lokal Ada yang Tetap Bertahan di Jakarta, namun lebih banyak Hijrah ke beberapa tempat di kota besar.



- Bekerja di SPA
SEBAGIAN besar tetap bertahan dengan profesi dan keahliannya, di tempat-tempat yang membutuhkan tenaga
Hal itu terungkap berdasarkan data yang dilansir dari penusuran Sriwijaya Post, Ketika memasuki kawasan penyedia layanan pijat, pengunjung akan langsung ditemui oleh wanita-wanita pemijat.
Beberapa tempat lainnya hanya menampilkan foto-foto wanita berparas cantik yang bertugas sebagai wanita pemijat.
Dalam foto tersebut, semua wanita tampak berusia masih muda dan mengenakan pakaian yang sopan. Rata-rata mereka mengaku dari Jakarta.
-------
- Bekerja di Pijat plus
MEMANG, sangat miris melihat fakta-fakta ini,  tetapi tetap harus menjalani hidup, mereka tetap bekerja dengan tenang dan mencari nafkah. Ketika sudah memilih wanita pemijat, tamu akan segera dilayani atau mendapatkan fasilitas pijatan.
Namun setelah selesai, wanita pemijat tersebut kemudian menawarkan layanan seks dengan tarif antara Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu.
Jika pengunjung tak mau berhubungan seks, maka akan ada tawaran layanan lain dengan tarif hanya Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
Nominal tersebut sudah termasuk tips pijatan.
Hasil gambar untuk pijat
-----
- Demi Menghidupi anak di kampung
Dilansir dari Sriwijaya Post cetak, sebut saja Ayu (nama samaran) salah satu wanita pemijat mengaku bersama teman-temannya pindah dari Alexis ke Palembang.
Janda beranak satu ini mengaku jika memijat bukan merupakan keahliannya.
Namun demi menyambung hidup, ia belajar memijat agar dapat bekerja di panti pijat.
"Saya memijat sebenarnya tidak bisa, tetapi saya mencari uang tambahan dari tips tamu," ungkap Ayu.

"Bermodalkan seksi dan genit sudah cukup. Biar tamu tertarik dan bisa minta lebih (bisa gituan-red) dan dibayar," imbuhnya.
Ayu mengaku dalam sehari dapat meminjat 3 hingga 5 orang tamu.
Meski begitu, tidak semua tamu mau ditawari layanan seks.

Dalam sehari, selain gaji pijat Rp 150 ribu perorang, untuk pijat plus-plus dan tips, Ayu dapat menghasilkan uang hampir Rp 1 juta.
"Lumayan juga hasilnya untuk menghidupi anak dan keluarga di kampung pak. Terkadang Ayu merindukan kehadiran si buah hati dan sang pujaan.Tetapi harus bagaimana lagi bang, inilah kehidupan. Bisanya saya pulang mau dekat deket lebaran, atau sudah habis kontrak," tutup Ayu, sambil berkata dirinya sudah lelah bekerja seperti ini.
-----
3. Kota Palembang Sebagai Sasaran Utama
Pasca ditutupnya Hotel dan Griya Pijat Alexis, di Jakarta, bisnis panti pijat, Spa, dan pijat tradisional di Kota Palembang malah semakin subur.
Bahkan di beberapa tempat bisnis ini, ditemukan mantan terapis (pemijat) Hotel Alexis yang sengaja hijrah ke Kota Palembang.
Berkedok panti pijat, spa dan pijat tradisional, layanan ini pun sudah mulai menjamur, di Kota Palembang sejak era tahun 90-an. Mulai dari kawasan Kambang Iwak Jalan Tasik, Kawasan Bukit Jalan Jaksa Agung R Soeprapto, ruko-ruko di Ramayana dan disepanjang jalan Kol Burlian KM 5-7.
Ketika Tim Sriwijaya Post, menelusuri tempat prostitusi berkedok pijat sehat yang ada di Kota Palembang ini, ditemukan beberapa mantan pekerja Griya Pijat dan Hotel Alexis Jakarta.
Para pekerja mantan Griya Pijat dan Hotel Alexis memang daun muda
alias masih berusia di bawah 20 tahun. Rata-rata dari mereka pandai merayu dan genit. Biasanya, para wanita ini memang sudah berstatus janda.
Jika kita ingin merasakan pijatan terapis, dan masuk ke dalam sana, awalnya kita akan disuguhkan pelayanan yang istimewa. Dan jika sudah masuk ke dalam, akan ditemukan serta melihat langsung wanita-wanita seksi yang bertugas sebagai terapis (pemijat). Jika dilihat sepintas dari luar beberapa panti pijat tersebut memang tidak menyediakan layanan seks komersil.
Hasil gambar untuk pijat
Namun, tidak begitu kenyataannya saat memasuki salah satu panti pijat di kawasan Jalan Tasik. Tamu langsung disambut oleh seorang wanita yang menyodorkan sejumlah foto wanita berparas cantik. Wanita-wanita itu katanya sebagai pemijat.
Umumnya foto-foto yang ditampilkan merupakan wanita berusia muda dengan mengenakan pakaian sopan. Namun ada juga ditempat berbeda, wanita-wanita itu di showingkan (ditampilkan) dihadapan tamu.
Setelah memilih salah satu wanita dalam foto, awalnya seperti umumnya panti pijat, wanita tersebut melakukan tugasnya, memijat tamu. Namun pijatan wanita itu tidak seperti pemijat profesional.
Sentuhannya begitu pun lembut ditambah body lotion nyaris tak ada pijatan. Badan capek dan pegal-pegal pun bukannya hilang tetapi bertambah sakit, dan tubuh menjadi terangsang karena lembut elusan tangan terapis.
Namun dibalik semua itu, usai menjalankan tugasnya, wanita tersebut menawarkan layanan seks dengan tarif antara Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu.