Jumpa lagi para juragan Kaskus dengan thread ane, kali ini ane bakal membahas tema yang beberapa waktu lalu sempat viral di mari, sekarang pun masih diperbincangkan juga. Ane bakal membahas tentang MSG/Vetsin atau sering disebut Micin gan. Kenapa ane tertarik bahas ini? karna micin ini sangat fenomenal dan kontroversial ya gan, apalagi akhir-akhir ini doi sering dikait-kaitkan dengan kemunduran IQ seseorang terutama pada anak-anak yang mengonsumsinya. Terlepas dari segala kontroversi tentang micin ini yang mau ane bahas dimari buka tentang benarkan micin bikin IQ jongkok? atau micin berbahaya bagi kesehatan? karna sudah banyak thread yang bermunculan membahas hal tersebut.
Yang ane mau bahas di mari adalah siapa sih awal mula yang menemukan micin ini? dimana? kapan? dan bagaimana kisah awalnya sampe ditemukannya micin sebagai penyedap rasa. Karna terlepas baik atau buruknya pengaruh micin bagi yang mengonsumsinya tetap saja masih banyak yang menggunakannya sebagai penyedap makanan. Hal ini membuat rasa penasaran ane untuk mencari jejak histori tentang si micin ini
Berikut ane coba memaparkan histori sang micin yang ane dapat dari beberapa sumber, monggo ke tkp
Spoiler for Histori Penyedap Rasa:
Diawali pada zaman kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno, saus ikan adalah yang pertama secara luas digunakan sebagai bumbu penyedap rasa gan. Seperti halnya anggur dan minyak goreng, saus ikan merupakan komoditas penting. Perdagangan saus ikan sebagai bumbu sudah dilakukan sejak abad ke-7 SM.
Di sepanjang pantai Mediterania ditemukan sisa-sisa reruntuhan sejumlah pabrik pengasinan ikan (fish-pickling) yang berukuran besar. Dari studi yang dilakukan, diperkirakan di pantai tersebut terdapat lebih dari 100 unit pabrik dan saus ikan didistribusikan dengan cara diangkut menggunakan kapal-kapal besar yang diberi nama amphorae.
Pada abad ke-7, nama bumbu saus ikan ini diberi nama garum. Berdasarkan catatan, pada tahun 968 diketahui bahwa Kaisar Bizantium, Nikephoros II, menjamu utusan Paus Otto I dengan kambing guling yang diberi bumbu bawang, bawang Bombai, dan garum ini gan. Pada abad ke-11, garum menghilang dari meja makan di Eropa. Namun, kemudian garum ditemukan di sejumlah biara. Para biarawan menggunakan garum sebagai ”obat rahasia” dengan efek meningkatkan nafsu makan (appetite-enhancing effect).
Dari sejarah nya ini saus ikan asin diklaim sudah ada sejak 2.500 tahun silam gan. Ini berarti, soal bumbu penyedap rasa, manusia sudah mengenalnya sejak lama pada tempo dahulu. Hingga abad ke-19, bumbu masak masih diperoleh dengan cara-cara alami yakni mengolah bahan-bahan yang tersedia kemudian dijadikannya ramuan bumbu, seperti garam, merica, rempah-rempah, kaldu, atau bahan-bahan lainnya
Spoiler for Lahirnya Micin:
Hingga akhirnya ada salah seorang yang berhasil menemukan bumbu penyedap rasa makanan yang lain, nah orang ini adalah Prof. Kikunae Ikeda. Beliau adalah seorang guru besar kimia yang berasal dari Tokyo Imperial University di jepun sono gan
Beliau sangat tertarik dengan rasa makanan tertentu, Menurutnya, ada satu rasa yang umum terdapat pada asparagus, buah tomat, keju, dan daging, tetapi bukan salah satu dari empat rasa yang yang sudah dikenal yakni manis, asam, pahit, dan asin. dan untuk menjawab rasa penasaranya itu, beliau melakukan penelitian gan.
Tepatnya pada tahun 1907, Prof. Kikunae Ikeda melakukan penelitiannya. Beliau menemukan bahwa rahasia rasa yang enak itu terdapat dalam kaldu yang didapat dari kombu, yaitu sejenis ganggang laut yang banyak dipakai sebagai bumbu tradisional oleh warga Jepang. Sejumlah besar kaldu kombu dipakai untuk diubah menjadi bentuk kristal yang disebut glutamat gan.
Penelitiannya diawali dengan menghasilkan kaldu kombu dalam jumlah yang besar, ia berhasil mengekstrak kristal asam glutamat. Glutamat adalah asam amino yang membangun gugus protein. Dari 100 gram kombu kering, bisa dihasilkan 1 gram glutamat. Dari hasil ekstraksinya ini, beliau menemukan senyawa yang memiliki rasa berbeda dari empat rasa lainnya (manis, pahit, asam, asin). Ia kemudian menamakan rasa baru itu sebagai the fifth taste (rasa kelima) atau dalam bahasa Jepang disebut juga umami. Kata umami diperolehnya saat mendengar orang-orang Jepang menyebut “umai, umai, umai,” yang berarti “lezat” gan
Dari hasil penelitian inilah terungkap bahwa rasa lezat disebabkan oleh molekul glutamin yang merupakan senyawa turunan dari glutamat (GLU) dan menjadi bahan dasar MSG. Ia melaporkan penemuan dan hipotesisnya tentang the fifth taste ini pada tahun 1909 dalam The Journal of the Chemical Society of Tokyo lalu memegang hak patennya atas MSG ini.
Kemudian beliau memutuskan membuat bumbu dengan menggunakan glutamat hasil isolasinya. Untuk menjadikannya sebagai bumbu masak, glutamat harus terlebih dulu memiliki karakteristik fisik yang sama dengan bumbu yang sudah ditemukan sebelumnya. Seperti halnya gula dan garam, glutamat harus mudah larut dalam air.
Beliau lalu menemukan bahwa monosodium glutamate (MSG) memiliki sifat sebagai benda yang awet disimpan dan memberi rasa yang kuat dan lezat. MSG kemudian menjadi bumbu yang ideal karena tidak berbau atau bentuk teksturnya yang spesifik sehingga menjadikannya bisa digunakan untuk berbagai hidangan yang berbeda dan secara alami mampu meningkatkan selera makan. Akhirnya, hak paten hasil penelitian tersebut dijual kepada pabrik penyedap makanan Ajinomoto yang sampai sekarang merupakan produsen MSG terbesar di dunia.
Hasil temuan inilah yang akhirnya menjadi bumbu penyedap masakan yang kita kenal sebagai vetsin atau micin . Sayangnya Prof. Kikunae Ikeda meninggal di tahun 1936, tapi hasil penemuannya masih digunakan hampir di seluruh dunia hingga sekarang ya gan
Itu dia gan histori asal muasal lahirnya si kontroversial micin ini, menurut ane sendiri sih tidak ada salahnya mengkonsumsi micin asal tidak dalam jumlah yang banyak alias sesuai dengan takaran. toh nyatanya makanan-makanan kita sehari-hari dan jajanan yang banyak kita temui ane yakin sedikit banyak tetap menggunakan penyedap yang satu ini. Tentang rusaknya generasi anak muda ane rasa faktor nya bukan hanya kebanyakan makan micin, tapi banyak faktor X lainnya yang membuat mereka menjadi seperti itu.
Yang terpenting adalah kita tau kadar dan batasan dalam mengkonsumsinya jangankan micin la wong gula ataupun garam saja bahkan air putih pun kalo dikonsumsi terlalu banyak bisa mengakibatkan efek yang tidak baik bagi tubuh ya gan
Ane minta maaf untuk para kaskuser sekalian, dan juga terkhusus untuk aganAgan KyraAltair karna thread ane yang ini ternyata punya kesamaan dengan yang beliau buat, tidak ada maksud meniru atau repos, murni ini kurang telitinya ane dalam mengecek keyword tema yang mau ane buat, setelah ane berkunjung ke thread beliau sebenarnya agak berbeda pokok pembahasan yang kami buat, beliau lebih ke pembahasan kenapa micin dikaitkan dengan kebodohan anak? dan unsur2 yang didalmnya meskipun disana juga disinggung sedikit tentang sejarahnya. sedangkan thread ane fokus ke sejarah awal mula penyedap rasa termasuk micin ini. tapi tidak apa-apa ini pembelajaran untuk ane pribadi , sekali lagi ane mohon maaf, semoga kedepannye bisa lebih baik lagi