Benar Atau Tidak Terjadi Hujan Di Satu Rumah Begini Penjelasan Ahli

Lapan : Hujan Satu Rumah di Tebet Itu Rekayasa
Lapan : Hujan Satu Rumah di Tebet Itu Rekayasa
Rumah yang diguyur hujan langka di Tebet, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Quote:
VIVA.co.id – Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional atau Lapan, Thomas Djamaluddin menanggapi fenomena hujan lokal yang terjadi di satu rumah di Tebet, Jakarta Selatan.

Menurutnya fenomena itu adalah suatu hal yang mustahil terjadi. Sebab, ketinggian awan lebih dari dua kilometer, dan tidak mungkin air hujan hanya mengguyur satu rumah saja.

"Curahan air bukan berasal dari air hujan. Saya katakan itu rekayasa," ujar Thomas kepada VIVA.co.id, melalui pesan singkat, Rabu 30 Agustus 2017.

Thomas menilai fenomena yang terjadi di Tebet bukan tergolong hujan lokal. Sebab, hujan lokal bisa menyebar hingga ratusan meter, dan terjadinya hujan lokal juga tergantung pada musim. Apalagi pada musim kemarau, hujan lokal tidak mungkin terjadi.

"Tidak mungkin hujan lokal hanya sebatas satu rumah," kata Thomas.

Kemudian, lama waktu hujan mengguyur rumah di Tebet dilaporkan berlangsung selama enam jam. Pakat astronomi itu menilai waktu guyuran itu tergolong waktu yang sangat lama, dalam waktu tersebut masyarakat satu kampung bisa berhamburan berkumpul melihat fenomena itu.

"Kalau benar itu terjadi, pasti jadi tontonan orang sekampung dan media akan datang. Waktu 6 jam cukup untuk menyebarkan informasi, fenomena langka yang pasti jadi perhatian publik," jelas Thomas.

Senada dengan penjelasan Thomas, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan, Halimurrahman menilai hujan aneh di Tebet sesuatu yang tak mungkin terjadi. Dia menjelaskan tidak mungkin muncul hujan dari awan yang ketinggiannya lebih dari 2 kilometer tapi ari tercurah hanya satu rumah saja.

"Sesuai namanya, hujan lokal di area sempit sekitar radius 1-2 kilometer dalam waktu yang singkat, di bawah setengah jam," katanya.

Halimurrahman merasa fenomena hujan satu rumah di Tebet, masih menyimpan teka-teki.

"Saya kira itu hujan buatan bukan alam," ujarnya.

Sebuah fenomena alam aneh terjadi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa kemarin. Hujan hanya menguyur satu rumah saja. Tak hanya sekejap, hujan itu mengguyur selama enam jam.

Fenomena hujan aneh ini terjadi di rumah warga bernama Ahmad Muzakkir, di Jalan Raya Tebet Barat Dalam I. Menurut Muzakkir, awalnya dia tak menyadari akan mengalami peristiwa alam yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia.

"Waktu hujan, saya lagi main catur di dalam. Saat anak-anak teriak mau mandi hujan saya baru sadar kalau ternyata hujan. Tapi kok hujannya cuma di situ doang," katanya saat berbincang dengan VIVA.co.id, Selasa, 29 Agustus 2017.

Lapan : Hujan Satu Rumah di Tebet Itu Rekayasa
Sumber
http://m.viva.co.id/digital/951597-l...t-itu-rekayasa

Hujan Satu Rumah di Tebet, LAPAN: Tidak Mungkin

Lapan : Hujan Satu Rumah di Tebet Itu Rekayasa
Peristiwa hujan hanya satu rumah di Tebet pada Sabtu (26/8). Foto: Twitter @febicil

Quote:
Jakarta - Sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan, duguyur hujan misterius. Hujan hanya mengguyur satu rumah tersebut. Kepala Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menganggap peristiwa itu seperti semprotan air.

"Tidak mungkin. Karena awan itu di atas 2 kilometer. Tidak mungkin semprotannya itu mengarah atau hujan itu mengarah seperti semprotan pemadam kebakaran," katanya ketika dihubungi detikcom, Selasa (29/8/2017) malam.

Menurut Thomas, tidak ada hujan lokal yang mengarah hanya ke satu rumah saja. Menurutnya, kejadian itu adalah rekayasa.

"Tidak mungkin hujan itu mengarah pada satu rumah saja. Mungkin ya seperti semprotan air. Rekayasa," katanya.

Thomas menjelaskan, terjadinya hujan berasal dari hasil kondensasi uap air yang naik ke atas, lalu terkondensasi oleh debu atau butir-butir garam. Kemudian berkondensasi atau mengembun oleh suhu yang dingin di atas awan.

"Nah itu membentuk awan. Kalau itu semakin matang, artinya kandungan embunnya sudah semakin berat, maka kemudian dia jatuh menjadi hujan. Kalau udara di sekitarnya panas, titik-titik air yang hujan itu bisa habis lagi menguap, tidak sampai ke tanah," paparnya.

Thomas menyebut saat ini Indonesia tengah memasuki musim kemarau. Sehingga tidak mungkin terjadi hujan lokal dengan luas hanya kisaran satu rumah saja. Menurutnya, air yang ditumpahkan awan tidak banyak. Bisa jadi menurut Thomas, air hujan habis tertiup angin.

"Jadi tidak mungkin ada hujan 6 jam itu mencapai hanya satu rumah atau beberapa rumah. Apalagi sekarang sedang musim kemarau," tegasnya.

Hujan lokal nenurut Thomas luasnya bisa mencapai ratusan meter dan terjadinya tergantung pada musim. Tidak mungkin menurutnya jika hujan lokal hanya seluas rumah saja.

"Ya tergantung. Biasanya kalau lokal, itu hitungannya bisa ratusan meter. Tidak hanya katakan 10 meter itu tidak mungkin. Apalagi ini disebutnya hujannya 6 jam, itu tidak mungkin," tuturnya.

"Hujan lokal tergantung musimnya. Tergantung besarnya awan. Bisa sekadar hanya gerimis saja, tapi gerimis pun itu biasanya ya luas juga dan karena walaupaun itu awan kecil juga bisa terbawa angin akan diturunkan di area yang cukup luas," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, terjadi hujan misterius yang hanya mengguyur satu rumah di Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/8). Hujan mengguyur rumah tersebut selama 6 jam. Peristiwa itu menjadi perbincangan warga sekitar, bahkan ada pula yang mandi karena ingin merasakan air hujan tersebut.

"Orang-orang lalu pada datang, foto-foto dan ada juga mandi memang pengen ngerasain," ujar saksi bernama Diaz saat diwawancarai detikcom di lokasi, Senin (28/8).