Surga adalah tempat kembalinya orang-orang yang beriman. Di sana mereka kekal abadi untuk selama-lamanya.
Di dalam Alquran dijelaskan bahwa surga adalah sebuah tempat yang sangat indah, yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Bahkan keindahan dan berbagai kenikmatan di dalamnya belum pernah terbayangkan atau terpikirkan sama sekali oleh manusia.
Lalu bagaimana caranya agar bisa masuk surga?
Banyak orang yang menganggap dengan telah mengerjakan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan suci ramadan, dan atau mengerjakan amal ibadah lainnya, seseorang nantinya akan masuk surga.
"Tidak ada jaminan kita beramal banyak bisa masuk surga, kalau Allah tidak ridho," ujar Ustad Abdul Fatah SH, dalam tausiyahnya sebelum salat tarawih di Langgar Haqqul Yaqin, Jalan Bungaran Kelurahan 8 Ulu Palembang, beberapa waktu lalu.
"Seseorang itu masuk surga karena rahmat dan ridho Allah," katanya.
Kemudian Ustad Abdul Fatah menceritakan tentang kisah seorang pelacur yang masuk surga hanya karena memberikan air minum untuk seekor anjing yang kehausan.
"Bayangkan. Seorang pelacur. Kita tahu kan. Maaf ngomong, bagaimana kerja seorang pelacur
itu. Tapi dia masuk surga hanya karena memberi air minum anjing yang
kehausan. Di sinilah rahmat Allah," ujar Ustad Abdul Fatah yang juga
dikenal dengan nama Ustad Afdhal itu.
Kemudian ustad Afdhal memberi contoh lain yakni tentang kisah seorang pria yang hanya memiliki tubuh separuh.
Pria itu biasa dikenal dengan sebutan 'Sang Sebelah'.
"Dikisahkan. Suatu hari, Sang Sebelah pergi ke suatu tempat untuk bermunajat kepada Allah. Kalo baso kito nyepike diri," ujar Ustad Afdhal mengawali kisah.
Di dalam perjalanan, Sang Sebelah melewati beberapa orang. Yang pertama dia melewati seseorang yang ahli ibadah.
"Saking rajinnyo beribadah, batu tempat dio bersujud sampai lekok (berlubang)," ujar Afdhal.
Pria itu bertanya kepada Sang Sebelah.
"Hai Sang Sebelah. Mau kemana kau?" tanya pria ahli ibadah itu.
"Saya mau ke suatu tempat untuk bermunajat kepada Allah memohon agar tubuhku di sempurnakan," jawab Sang Sebelah.
"Kalau begitu tolong nanti kalau ketemu Allah, tanyakan aku ini nanti masuk surga tingkat berapa?" ujar pria itu.
Kemudian ustad Afdhal memberi contoh lain yakni tentang kisah seorang pria yang hanya memiliki tubuh separuh.
Pria itu biasa dikenal dengan sebutan 'Sang Sebelah'.
"Dikisahkan. Suatu hari, Sang Sebelah pergi ke suatu tempat untuk bermunajat kepada Allah. Kalo baso kito nyepike diri," ujar Ustad Afdhal mengawali kisah.
Di dalam perjalanan, Sang Sebelah melewati beberapa orang. Yang pertama dia melewati seseorang yang ahli ibadah.
"Saking rajinnyo beribadah, batu tempat dio bersujud sampai lekok (berlubang)," ujar Afdhal.
Pria itu bertanya kepada Sang Sebelah.
"Hai Sang Sebelah. Mau kemana kau?" tanya pria ahli ibadah itu.
"Saya mau ke suatu tempat untuk bermunajat kepada Allah memohon agar tubuhku di sempurnakan," jawab Sang Sebelah.
"Kalau begitu tolong nanti kalau ketemu Allah, tanyakan aku ini nanti masuk surga tingkat berapa?" ujar pria itu.
"Baiklah," jawab Sang Sebelah.
Kemudian Sang Sebelah melanjutkan perjalanan.
Tiba di suatu tempat, Sang Sebelah ketemu dengan sekelompok orang yang sedang berbuat maksiat yakni berjudi, menyabung ayam dan mabuk-mabukan.
Salah seorang dari mereka kemudian menanyakan kepada Sang Sebelah mengenai tujuannya.
"Kalau begitu tolong nanti kalau ketemu Allah tanyakan aku ini kalau mati nanti masuk neraka tingkat berapa," ujarnya.
"Baiklah," jawab Sang Sebelah.
Singkat cerita. Sang Sebelah kembali dari bermunajat dan permohonannya dikabulkan Allah.
Dalam perjalanan pulang Sang Sebelah kembali melewati orang-orang tadi.
"Nah. Kau Sang Sebelah. Tubuhmu sekarang jadi utuh," kata salah seorang kelompok maksiat.
"Benar. Allah telah mengabulkan permohonanku," jawab Sang Sebelah.
Kemudian Sang Sebelah melanjutkan perjalanan.
Tiba di suatu tempat, Sang Sebelah ketemu dengan sekelompok orang yang sedang berbuat maksiat yakni berjudi, menyabung ayam dan mabuk-mabukan.
Salah seorang dari mereka kemudian menanyakan kepada Sang Sebelah mengenai tujuannya.
"Kalau begitu tolong nanti kalau ketemu Allah tanyakan aku ini kalau mati nanti masuk neraka tingkat berapa," ujarnya.
"Baiklah," jawab Sang Sebelah.
Singkat cerita. Sang Sebelah kembali dari bermunajat dan permohonannya dikabulkan Allah.
Dalam perjalanan pulang Sang Sebelah kembali melewati orang-orang tadi.
"Nah. Kau Sang Sebelah. Tubuhmu sekarang jadi utuh," kata salah seorang kelompok maksiat.
"Benar. Allah telah mengabulkan permohonanku," jawab Sang Sebelah.
"Lalu. Bagaimana dengan aku. Apa kata Allah. Aku masuk neraka tingkat berapa," tanya anggota kelompok maksiat tadi.
"Kata Allah kamu masuk surga tingkat paling atas. Tapi dengan syarat harus bertobat," ujar Sang Sebelah.
"Mendengar jawaban itu, kelompok maksiat tadi langsung bertobat," ujar Ustad Afdhal.
Ustad Afdhal melanjutkan. Kemudian Sang Sebelah melewati lagi seorang pria yang ahli ibadah tadi.
"Bagaimana Sang Sebelah. Sudahkah kau tanyakan kepada Allah, aku masuk surga tingkat berapa?" tanya sang pria merasa yakin.
"Kata Allah kamu masuk neraka tingkat paling bawah," ujar Sangat Sebelah.
Pria itu pun kaget bukan kepalang. Kemudian dia berubah, meninggalkan ibadahnya dan melakukan kemaksiatan.
"Kata Allah kamu masuk surga tingkat paling atas. Tapi dengan syarat harus bertobat," ujar Sang Sebelah.
"Mendengar jawaban itu, kelompok maksiat tadi langsung bertobat," ujar Ustad Afdhal.
Ustad Afdhal melanjutkan. Kemudian Sang Sebelah melewati lagi seorang pria yang ahli ibadah tadi.
"Bagaimana Sang Sebelah. Sudahkah kau tanyakan kepada Allah, aku masuk surga tingkat berapa?" tanya sang pria merasa yakin.
"Kata Allah kamu masuk neraka tingkat paling bawah," ujar Sangat Sebelah.
Pria itu pun kaget bukan kepalang. Kemudian dia berubah, meninggalkan ibadahnya dan melakukan kemaksiatan.