Dalam
hidup, suatu hal terkadang tidak selalu sesuai rencana. Ekspetasi dan
pengharapan sangat jauh dari hasil yang diharapkan. Pengorbanan pun
seperti sia-sia tanpa hasil yang maksimal. Ditambah tuntutan dari orang
lain menjadi suatu kombinasi yang sangat memuaskan emosi kita.
Akhirnya keluhan demi keluhan keluar dari mulut kita yang berasal dari lubuk lingau hati yang paling dalam. Keluhan-keluhan ini bercampur dengan kegalauan, dan pastinya pikiran negatif dari otak menghasilkan sesuatu hal yang akan merusak tubuh.
Stres pun menyerang dan kemungkinan ada dua hal yang akan terjadi: bangkit atau hancur (baca: mati).
Dalam ilmu matematika, jika negatif dikali negatif maka akan menghasilkan positif, tapi itu tidak berlaku dalam kehidupan yang fana ini. Negatif dikali negatif akan menghasilkan negatif pangkat dua dan stres pun semakin berlipat ganda menerjang pikiran dan fisik.
Sumber gambar
Segala hal negatif yang terjadi di dunia ini sebaiknya kita atasi dengan berpikir positif. Memang dengan berpikir positif semua masalah belum tentu langsung hilang atau pencapaian kita bisa bertambah baik. Namun dengan berpikir positif kita bisa mengurangi rasa stres dan memperbaiki diri ke depannya.
Kegagalan itu bukan untuk diratapi, tetapi untuk direnungkan dan dijadikan bahan untuk memperbaiki diri. Namanya perjuangan pasti ada kegagalan, namanya usaha pasti ada kegagalan, namanya juga cari untung pasti ada kegagalan.
Selain itu kegagalan berfungsi agar rasa simpati dan empati kita terhadap orang lain bisa semakin tinggi. Saat kita sukses atau saat kita berada diatas dengan banyak kegagalan, rasa iba terhadap sesama yang kurang beruntung pun akan semakin tinggi. Jika seseorang yang menggunakan kekuasaan dan kekayaannya untuk menindas orang dibawahnya, bisa dikatakan orang tersebut mungkin sukses dengan cara instan.
Selain itu, berpikir positif adalah bentuk rasa syukur kita. Semakin banyak rasa syukur maka semakin banyak nikmat pula yang kita bisa rasakan.
Apa hubungannya rasa syukur dengan berpikir positif? Saya balik bertanya, apakah ada orang yang bersyukur atas musibah yang menimpanya? Bisa dipastikan tidak ada. Dari hal tersebut kita dapat pelajari bahwa setiap hal baik yang kita terima secara tidak langsung kita bersyukur menerimanya.
Menerima dengan hati senang dan ucapan terima kasih sebagai ucapan syukur. Dengan berpikir positif otomatis kita bersyukur pada keadaan yang menurut kita jauh dari ekspetasi yang kita harapkan.
Banyak orang yang tidak bisa berpikir positif akhirnya rela mengakhiri hidupnya karena dirasa hidupnya sudah tidak berguna, padahal satu kegagalan yang dialaminya belum tentu bisa mengubah nasibnya menjadi semakin buruk.
Jika ada kewajiban dan hak maka kewajiban manusia adalah berusaha dan haknya adalah keberhasilan.
Akhirnya keluhan demi keluhan keluar dari mulut kita yang berasal dari lubuk lingau hati yang paling dalam. Keluhan-keluhan ini bercampur dengan kegalauan, dan pastinya pikiran negatif dari otak menghasilkan sesuatu hal yang akan merusak tubuh.
Stres pun menyerang dan kemungkinan ada dua hal yang akan terjadi: bangkit atau hancur (baca: mati).
Dalam ilmu matematika, jika negatif dikali negatif maka akan menghasilkan positif, tapi itu tidak berlaku dalam kehidupan yang fana ini. Negatif dikali negatif akan menghasilkan negatif pangkat dua dan stres pun semakin berlipat ganda menerjang pikiran dan fisik.
Sumber gambar
Segala hal negatif yang terjadi di dunia ini sebaiknya kita atasi dengan berpikir positif. Memang dengan berpikir positif semua masalah belum tentu langsung hilang atau pencapaian kita bisa bertambah baik. Namun dengan berpikir positif kita bisa mengurangi rasa stres dan memperbaiki diri ke depannya.
Kegagalan itu bukan untuk diratapi, tetapi untuk direnungkan dan dijadikan bahan untuk memperbaiki diri. Namanya perjuangan pasti ada kegagalan, namanya usaha pasti ada kegagalan, namanya juga cari untung pasti ada kegagalan.
Selain itu kegagalan berfungsi agar rasa simpati dan empati kita terhadap orang lain bisa semakin tinggi. Saat kita sukses atau saat kita berada diatas dengan banyak kegagalan, rasa iba terhadap sesama yang kurang beruntung pun akan semakin tinggi. Jika seseorang yang menggunakan kekuasaan dan kekayaannya untuk menindas orang dibawahnya, bisa dikatakan orang tersebut mungkin sukses dengan cara instan.
Selain itu, berpikir positif adalah bentuk rasa syukur kita. Semakin banyak rasa syukur maka semakin banyak nikmat pula yang kita bisa rasakan.
Apa hubungannya rasa syukur dengan berpikir positif? Saya balik bertanya, apakah ada orang yang bersyukur atas musibah yang menimpanya? Bisa dipastikan tidak ada. Dari hal tersebut kita dapat pelajari bahwa setiap hal baik yang kita terima secara tidak langsung kita bersyukur menerimanya.
Menerima dengan hati senang dan ucapan terima kasih sebagai ucapan syukur. Dengan berpikir positif otomatis kita bersyukur pada keadaan yang menurut kita jauh dari ekspetasi yang kita harapkan.
Banyak orang yang tidak bisa berpikir positif akhirnya rela mengakhiri hidupnya karena dirasa hidupnya sudah tidak berguna, padahal satu kegagalan yang dialaminya belum tentu bisa mengubah nasibnya menjadi semakin buruk.
Jika ada kewajiban dan hak maka kewajiban manusia adalah berusaha dan haknya adalah keberhasilan.