Beberapa bulan terakhir, ranah selebritis Indonesia diguncang oleh pemberitaan mengenai pernikahan putra seorang ustadz kondang. Apa sih yang membuat pernikahan ini begitu menghebohkan? Ya, usia mempelai pria dan wanitanya yang masih belia -17 dan 19 tahun- akhirnya menjadi perbincangan banyak pihak. Meskipun banyak yang mendukung pilihan si mempelai pria untuk menikahi pujaan hatinya sesegera mungkin, namun tidak sedikit juga kelompok yang menganggap bahwa langkah ini dirasa kurang bijak dan terkesan terburu-buru. Nah, Gansis termasuk kelompok yang mana, nih?
Sebenarnya, jika ditilik dari kacamata sosial dan medis, keputusan untuk menikah muda tidaklah disarankan karena dicurigai dapat berdampak buruk bagi kondisi si istri. Tidak percaya? Prof. Dr. Partini , sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan bahwa perempuan yang menikah di usia dini lebih rentan mengalami depresi dan bunuh diri karena meningkatnya beban ekonomi keluarga. Mengerikan!
Lalu, adakah dampak buruk pada kesehatan yang dipicu oleh nikah muda? Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Meningkatkan risiko terkena kanker Rahim
Bagi Sista, risiko pertama yang harus diwaspadai ketika memutuskan untuk menikah muda adalah meningkatnya kemungkinan terkena kanker rahim. Lho, kok bisa? Abrori M. Kes., dosen Ilmu Kesehatan Reproduksi Universitas Muhammadiyah Pontianak, menyatakan bahwa belum matangnya sel-sel leher rahim pada wanita muda menyebabkan mereka lebih rawan terkena infeksi ketika melakukan hubungan intim.
Lengkapnya, Abrori menjelaskan bahwa organ reproduksi wanita berusia 12-20 tahun sedang aktif berkembang. Nah, idealnya, sel-sel leher rahim ini tidak mengalami kontak atau rangsangan apapun dari luar selama aktif membelah diri. Namun, karena beberapa hal, semisal penetrasi penis dan masuknya sperma, sel kemudian dapat tumbuh secara abnormal dan menjadi awal mula munculnya penyakit kanker rahim (kanker serviks).
2. Mempertaruhkan kesehatan ibu dan bayi
Tahukah Gan-sis, bahwa nikah muda ternyata meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan atau persalinan, baik bagi sang ibu maupun buah hati yang dikandung? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
– Pertumbuhan janin yang kurang optimal
Karena kurangnya pemahaman serta pengetahuan mengenai janin dan kehamilan, tidak jarang para ibu muda menganggap remeh hal-hal yang berhubungan dengan cara memenuhi kebutuhan gizi janin hingga bahan pangan apa saja yang harus dihindari selama hamil. Nah, kondisi inilah yang kerap kali menjadi alasan mengapa janin tidak dapat tumbuh secara optimal, sehingga berisiko lahir dalam keadaan prematur.
– Pendarahan saat persalinan
Kelainan letak serta lepasnya plasenta yang mengakibatkan timbulnya pendarahan adalah kasus paling sering terjadi pada wanita yang hamil di usia muda. Jangan anggap remeh hal ini, ya! Sebab pendarahan terbukti tidak hanya memicu kematian janin, namun juga membahayakan nyawa ibu saat persalinan.
– Panggul yang belum berkembang
Seperti yang telah kita ketahui, panggul merupakan jalur keluarnya janin dari rahim. Nah, pada wanita muda, panggul cenderung berukuran kecil karena belum berkembang secara optimal. Hati-hati! Kondisi ini dicurigai mempersulit keluarnya bayi hingga memicu kemungkinan pecah ketuban sebelum waktu persalinan. Mengerikan, bukan?
3. Mental yang belum matang
Dari segi psikis, pasangan yang menikah di usia muda dinilai masih memiliki ego serta tingkat emosional yang belum stabil. Hasilnya, mereka akan merasa cemas serta panik dalam menghadapi perubahan peran serta tanggung jawab yang harus diambil. Tidak jarang, kondisi ini berujung pada perceraian, menurunnnya kesehatan mental satu atau kedua belah pihak, bahkan memicu timbulnya depresi hingga keinginan untuk bunuh diri.
Itu tadi beberapa bahaya nikah muda yang harus Gan-sis ketahui. Seyogyanya, pernikahan bukanlah perkara kesiapan materi saja, namun erat hubungannya dengan kedewasaan fisik serta mental. Jadi, jangan paksakan pernikahan jika memang salah satu pihak belum merasa siap seutuhnya. Semoga bermanfaat!