Gula dan garam merupakan penyedap tambahan yang paling umum kita temui, baik di dalam makanan maupun minuman. Namun di antara gula dan garam, manakah yang lebih berbahaya bagi tubuh?
Quote:Gula
Dilansir dari Women's Health, gula hadir dalam banyak rupa dan label, mulai dari gula putih biasa, sirup jagung, fruktosa, gula tebu sampai gula merah. Nyatanya semua jenis gula memiliki dampak yang sama terhadap tubuh: Meningkatkan kadar gula dalam darah dan memicu produksi hormon insulin. Insulin ini dihasilkan untuk mengeluarkan gula dari darah menuju sel-sel tubuh, agar tubuh dapat menggunakannya sebagai energi.
Proses ini memang lazim terjadi. Tapi jika gula – terutama gula tambahan - dikonsumsi berlebihan, maka kemampuan tubuh dalam menyimpan lemak akan menjadi kacau. Jika produksi insulin terlalu banyak, tubuh menjadi lebih “kebal” terhadap insulin sehingga insulin pun akan diproduksi lebih banyak lagi. Maka, tubuh akan menyimpan lebih banyak lemak.
Seiring dengan waktu, hal ini dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme tubuh dan inflamasi berlebih. Molekul gula yang disebut dengan fruktosa biasanya diproses di dalam lever/hati. Apabila lever bekerja terlalu keras dalam memproses fruktosa, maka reaksi metabolik berantai dapat terjadi. Hal ini dapat berujung pada peningkatan kadar kolesterol, hipertensi, hati berlemak, gagal ginjal, stroke dan penyakit jantung.
Quote:Garam
Garam dibutuhkan tubuh untuk meregulasi cairan tubuh dan transmisi impuls saraf tubuh. Walaupun umumnya garam dapat diproses oleh tubuh, garam nyatanya cukup berefek negatif bagi kelompok umur 50 tahun dan mereka yang mengalami hipertensi.
Menurut Harvard University, pengonsumsian garam berlebih akan membuat kadar sodium dalam darah jadi terakumulasi. Biasanya, tubuh membutuhkan air untuk mengencerkan sodium. Jika demikian, jumlah cairan di sel-sel tubuh serta volume darah juga akan meningkat. Jika volume darah meningkat, jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan pada pembuluh darah pun membesar.
Seiring dengan waktu, hal ini dapat membuat pembuluh darah menjadi kaku dan berakibat pada tekanan darah tinggi, penyakit jantung (termasuk gagal jantung) dan penyakit stroke. Hipertensi sendiri juga menjadi pemicu penyakit yang berkenaan dengan jantung dan stroke.
Quote:Mana yang Lebih Berbahaya?
Selama gula dan garam dikonsumsi dalam jumlah yang sedang, mereka tidak akan membahayakan tubuh. Namun jika benar-benar dibandingkan satu sama lain, gula memiliki lebih banyak dampak negatif terhadap kesehatan secara menyeluruh.
Mengapa? Karena garam merupakan senyawa esensial yang diperlukan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan gula, jelas tidak.
Faktanya, sebuah studi yang dibahas dalam jurnal Diabetology & Metabolic Syndrome menemukan bahwa gula dapat meningkatkan efek negatif dari garam. Hormon insulin yang diproduksi saat mengonsumsi gula akan membuat ginjal menyimpan sodium. Semakin banyak insulin yang tubuh produksi, semakin banyak sodium dan air yang disimpan ginjal. Hasilnya, jelas, hipertensi.