Teknologi Internet telah berkembang cepat dalam 1 dasawarsa terakhir. Dengan teknologi ini, hampir semua manusia dimuka bumi telah terhubung dalam 1 jaringan. Tidak hanya untuk saling berbagi informasi, internet bahkan telah menjadi salah satu industri besar dalam bidang perekonomian baik secara perorangan ataupun badan usaha. Bidang swasta dan pemerintahan juga telah banyak memanfaatkan efisiensi dari teknologi ini sehingga membuat internet menjadi salah satu faktor yang penting untuk memicu perkembangan,....atau kekacauan. Banyaknya Industri baik swasta maupun pemerintahan yang memanfaatkan teknologi ini maka akan menimbulkan pertanyaan, mungkinkah internet padam?
Sebelum kita mencoba mencari tahu mengenai hal tersebut diatas, baiknya kita memahami dulu apakah internet itu? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. (saya yakin penulis KBBI sudah melakukan riset ke ahlinya sebelum menulis pengertian ini) atau sederhananya, menghubungkan 1 komputer ke komputer lain melalui jaringan. Jika komputer yang dituju berada dijaringan belahan bumi lain, maka komunikasi datanya akan dibantu jaringan kabel bawah laut atau pun satelit. Untuk yang mengurusi masalah jaringan inilah yang disebut ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan Internet. 99% komunikasi data yang menghubungkan seluruh jaringan dibelahan dunia ini menggunakan kabel bawah laut yang panjang kabelnya mungkin bisa melebihi tinggi gunung Everest. Jadi bisa dibilang kalau Internet sebenarnya bukan dikendalikan melalui 1 lokasi rahasia tertentu, dan juga tidak memiliki 1 tombol On/Off seperti lampu. Untuk bisa mematikan Internet secara global, maka seluruh perusahaan penyedia jaringan internet didunia ini harus bersatu dan secara serentak mematikan jaringan dinegara masing-masing. Tapi semua kemungkinan bisa saja terjadi untuk memadamkan internet secara global, dengan beberapa skenario ini.
Quote:1. Bencana Alam
Skenarionya begini gan, diluar angkasa terjadi badai matahari yang sangat masif sehingga pancaran solarnya merusak sistem jaringan satelit, semua koneksi yang menggunakan satelit terputus akibat badai matahari ini. Dan disaat yang sama dibumi, dibagian baratnya, kebakaran melanda daerah pusat server jaringan seperti milik Comcast, AT&T Internet, Cox, dll sehingga menghanguskan seluruh infrastruktur jaringan utama internet dibelahan bumi tersebut. Dibelahan bumi timur, pemanasan global mengakibatkan mencairnya gletser di kutub. Banjir pun melanda dan merendam server pusat utama jaringan seperti milik Nifty, NTTEast, AsahiNet, SonixNet, dll. Ditambah gempa bumi didasar laut menciptakan celah yang menelan jaringan kabel bawah laut SEA-ME-WE3 yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat. Dan internet pun secara global padam. Jika menurutmu hal - hal tersebut tidak akan terjadi, ditahun 1998, sebuah satelit seharga $250 juta bernama Galaxy IV sedang mengorbit di ketinggian 35.000 Km diatas permukaan bumi, yang kemudian secara tiba-tiba satelit tersebut berputar lepas kendali tanpa arah. Beberapa satelit milik Jerman, Jepang, NASA dan Motorolla juga mengalami hal yang sama. Setelah diselidiki diambil kesimpulan penyebab paling masuk akal adalah tenaga solar dari matahari. Efek dari hal tersebut sangat cepat dan luas, mengganggu banyak sektor publik yang menggunakan jaringan dari satelit tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya ada 12 satelit mengalami gangguan akibat dari kondisi dan cuaca diluar angkasa. DiIndonesia, terakhir adalah satelit Telkom 1 yang mengakibatkan ribuan ATM offline terdiri dari 4.700 ATM BCA, 2.000 ATM Bank Mandiri, 1.500 ATM BNI, dan 300 ATM BRI. Telkom pun melakukan investigasi terkait gangguan ini bersama Lockheed Martin Space Systems, selaku pabrikan satelit Telkom 1. Seperti kita ketahui, bahwa kondisi luar angkasa memberikan banyak pengaruh tidak hanya pada teknologi, tapi juga terhadap iklim dan cuaca dibumi, Kebakaran dan banjir adalah beberapa hasilnya. Tahun 2012 dan 2011, badai Sandy mengakibatkan banjir di beberapa daerah di Amerika, dan ribuan pengguna tidak bisa mengakses internet akibat hal itu.
Sementara di Australia, jaringan telepon dan internet padam setelah kebakaran melanda wilayah Victoria. Perusahaan jaringan Telstra mengatakan kalau dampaknya akan dirasakan di area Warrnambool, Dunkeld, Port Fairy, Portland, Heywood, MacArthur, Hamilton, Coleraine, Casterton, Edenhope, Penshurst, Camperdown, Cobden, Mortlake, Koroit, Terang dan sekitarnya sehingga internet tidak akan bisa diakses.
Quote:2. Perang Cyber
Seperti kita ketahui, di dunia internet sangat banyak komunitas atau group hacker yang memiliki visi dan misi masing-masing. Sebagian besar memiliki visi tentang kebebasan dalam berinternet, menentang peraturan - peraturan yang ingin mengekang kebebasan informasi di dunia maya. Tapi sebagian lagi ada yang lebih moderat, bersedia mengikuti aturan, setuju dalam pembatasan informasi. Dalam hal ini, bisa saja seluruh hacker yang ada di planet kita terpolarisasi menjadi 2 kelompok besar yang memiliki visi dan misi yang saling bertentangan, memilih kebebasan atau mengikuti peraturan, kiri atau kanan, swasta atau pemerintah, Black hat atau White Hat, hingga akhirnya terjadi perang cyber yang masif didunia maya secara global. Untuk dunia hacking sendiri kita tau ada kelompok White hat dan Black hat, yang pasti akan siap menjadi prajurit dalam perang maya. Cara penyerangan bisa dengan berbagai macam bentuk, Salah satu cara paling populer untuk menyerang jaringan adalah dengan menggunakan teknik Denial-of-Service Attack (DoS). Dengan cara ini, maka sipenyerang akan membanjiri router jaringan dengan trafik yang melebihi kapasitas target sehingga mengakibatkan layanan jaringan padam. Serangan lain bisa juga dengan menggunakan program - program ciptaan sendiri seperti virus. Seperti layaknya mahkluk biologis, Virus dapat diprogram untuk berkembang biak, atau memperbanyak diri yang kemudian dengan cepat bisa merusak jaringan internet yang diinfeksinya. Selain Virus, ada juga Worm, yang tidak memerlukan host sistem tapi bisa menduplikasikan dirinya dan menyebar ke seluruh jaringan. Semua hal ini bisa dimanfaatkan oleh para hacker untuk saling menyerang masing-masing. Dan jika itu semua terjadi secara masif dan global, maka bukan tidak mungkin virus-virus dan worm akan merajalela ditiap seluruh jaringan untuk menginfeksi setiap orang yang terkoneksi dengan internet. Situasi seperti inilah yang mau tidak mau, bisa memaksa para perusahaan penyedia layanan untuk mematikan jaringannya.
Untuk serangan dengan tehnik DoS, sangat banyak contohnya walau tidak berdampak secara global. Serangan DoS pernah dialami negeri China yang membuat sejumlah situs dengan domain negaranya ".cn" tidak bisa diakses. Sementara serangan dengan cara yang sama juga pernah menyerang Australia di tahun 2004 dan menumbangkan hampir seluruh jaringan Telstra. Lantas, apakah skenario virus atau worm pernah terjadi? Pada tahun 2010, pernah muncul kasus Stuxnet worm yang berhasil masuk ke jaringan sistem industrial Iran, melakukan program ulang, menyembunyikan jejaknya, lalu merusak operasional industri tersebut. Kemunculannya yang tiba-tiba, membuat Stuxnet dikenal sebagai worm yang sangat berbahaya, karena tidak diketahui apalagi yang bisa dilakukan worm perusak ini. Virus terakhir yang membuat heboh adalah WannaCry, yang berhasil menginfeksi jaringan di hampir 150 negara diseluruh dunia. Dan sampai sekarang, siapa yang melakukannya masih tidak terlacak. Jika skenario diatas benar terjadi, kita tidak akan pernah tau virus apa yang akan mereka buat,....
Quote:3. Politik Pemerintahan
Bagaimana jika karena banyaknya alasan yang ditemukan, para pemimpin negara di organisasi dunia PBB menganggap kalau internet adalah suatu hal yang berbahaya dan seluruh negara anggotanya sepakat untuk menghilangkan internet dari muka bumi ini. Isu-isu tentang keamanan informasi, penghasutan dengan berita palsu, dan stabilitas politik sering menjadi alasan pemerintah-pemerintah untuk memojokkan internet. Untuk konteks global, pemadaman internet mungkin akan sangat susah dilakukan mengingat banyak bidang ekonomi yang akan terpengaruh. Kemungkinan terbesar adalah terjadinya Eksklusifitas pemakaian internet, dimana internet hanya bisa diakses oleh golongan orang tertentu, atau bisa jadi harus dengan pengajuan ijin ke pemerintah. Jika menurut mu hal diatas tidak mungkin terjadi,...dalam lingkup lebih kecil lagi, seperti negara, sudah banyak yang melakukan kebijakan - kebijakan pemblokiran internet seperti itu.Di awal 2010, pada saat kerusuhan pasca pemilu, pemerintahan setempat memadamkan seluruh jaringan internet selama 45 menit, agaknya pemerintah Iran ingin melakukan filtering terhadap isi-isi dari situs-situs seperti Youtube, Twitter, dll. Mesir juga melakukan hal yang sama pada saat revolusi diawal tahun 2011.
Hal ini bisa dilakukan pemerintah sebagai pemberi izin pada perusahaan ISP untuk menjalankan jaringan di negara tersebut. Maka dipastikan dengan mudah pemerintah bisa menekan para penyedia layanan untuk mengikuti kemauan dan aturan mereka. Di negara Amerika Serikat, pengajuan tentang pengendalian internet malah terdengar lebih kontroversial. Pada tahun 2010, Komite Keamanan Nasional di lembaga senat Amerika memberikan ijin terkait mengenai pemberian kekuasaan pada presiden untuk menggunakan "tombol pemadam Internet", yang jika dilaksanakan, ini berarti Presiden memiliki kekuasaan penuh untuk memadamkan seluruh jaringan, baik swasta dan pemerintah dalam rangka darurat serangan siber dan menjaga agar kerusakan tidak bertambah parah. Tapi hal ini kemudian menjadi perdebatan didalam negeri mereka.
Jadi jika anda telusuri, berita-berita pemblokiran internet semacam ini sudah banyak dan sering terjadi tentu dengan alasan mengganggu stabilitas ketahanan dan keamanan suatu negara. Lantas, masih tidak mungkinkah menurut anda terjadi pemadaman internet secara global?
Quote:4. Idealisme Manusia
Teknologi Internet tidak jarang menimbulkan pemikiran pro-kontra sebagai akibat dari kebebasan informasi yang dianutnya, karena tidak semua manusia setuju dengan ide kebebasan informasi yang sebebas-bebasnya. Sebagian menganggap perlunya ruang privasi untuk tiap personal, sebagian lagi menganggap informasi adalah hak publik. Situasi Pro-Kontra seperti ini bisa kita lihat ketika terjadi kasus-kasus seperti beredarnya foto atau video pribadi seseorang yang disebarluaskan oleh orang lain. Perbedaan seperti inilah yang kemudian bisa membentuk 2 kelompok kekuatan yang akan berujung dengan perdebatan dan pertikaian. Saat solusi tidak ditemukan, Vandalisme pun akan menjadi pilihan kotor bagi kedua belah pihak untuk saling menyerang.
Pihak pro-internet mungkin akan melakukan aksi perusakan terhadap fasilitas-fasilitas pendukung anti-internet, sementara yang anti-internet akan menyasar infrastruktur internet untuk merusak jaringannya. Terkait hal ini, Perusahaan Telstra di Australia pernah mengalami aksi Vandalisme. Pihak kepolisian Australia mengatakan, kurang lebih hampir 20 lubang kabel milik Telstra telah dirusak yang mengakibatkan sejumlah besar daerah bisnis dan pemukiman tidak memiliki koneksi komunikasi. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta dolar. Peristiwa pada Januari 2008 termasuk salah satu yang paling besar memberikan dampaknya. Seperti kita ketahui bahwa 3/4 koneksi jaringan yang menghubungkan antara wilayah Timur Tengah dan Eropa, menggunakan 2 kabel bawah laut. Dan pada saat itu, kabel ini terpotong hingga memutuskan jaringan telepon dan data dari mesir ke india. Tidak pernah diketahui siapa dan apa tujuannya.
Ternyata kejadian itu bukan yang terakhir, karena selanjutnya kasus pemotongan kabel bawah laut terus muncul, dan dalam rentang waktu berdekatan. 1 Feb 2008, kabel bawah laut FLAG Falcon di teluk persia dipotong dititik 55 mil dari lepas pantai Dubai. 3 Feb 2008, Kabel antara Emirat dan Qatar juga terpotong. 4 Feb 2008, harian Khaleej Times melaporkan kalau ternyata kabel diteluk persia dekat Iran dan kabel SeaMeWe4 dilepas pantai Malaysia juga terpotong. Sehingga saat itu menimbulkan dugaan, kenapa kejadian ini terjadi hanya di daerah timur tengah dekat perairan negara-negara muslim? Apakah akibat Idealisme manusia yang menolak kehadiran teknologi ini? Sampai sekarang tidak ada yang tahu apa dan siapa pelakunya. Bahkan Angkatan Laut Amerika sampai melakukan operasi Ivy untuk mengamankan dan memastikan hal ini tidak terulang lagi. Jadi bisa dikatakan kalau satu kelompok atau pemerintahan ingin melakukan sabotase jaringan berdampak global, maka hal tersebut bisa dilakukan.