Kawasan
wisata Puncak yang mulai menjadi incaran wanita pekerja seks luar
negeri asal Timur Tengah, diakui banyak kalangan masyarakat Bogor,
merupakan fenomena baru yang perlu dilakukan langkah antisipasi dini.
Apalagi jika benar apa yang disampaikan pihak imigrasi dan kepolisian Bogor, bahwa ada ratusan wanita asing yang diduga mencari uang dengan melacurkan diri ke kalangan ekspatriat yang sengaja berwisata ke kawasan berhawa sejuk ini.
Para wanita asing yang melayani lelaki hidung belang ini, beroperasi sejak pukul 19.00 malam hingga pukul 12.00 siang.
Meereka menghilangkan jejak, dengan memanfaatkan salon atau kafe sebagai lokasi transaksi dengan bantuan seorang mami yang menjadi koordinator mereka. “Selain wanita Maroko, ada juga dari Bahrain dan Mesir. Kalau dari negara China yang lebih dikenal dengan Cungkok, di Puncak nggak ada. Adanya Maghribi,” kata sumber ini yang meminta identitasnya dikaburkan.
Rasa nyaman wanita P-SK Timur Tengah ini, karena masyarakat tidak menaruh curiga. Hal ini karena sudah beberapa tahun ini, kawasan puncak Bogor Jawa Barat, menjadi tempat penampungan ribuan pengungsi UNHCR.
Data yang didapat, masih sekitar 15 wanita asal Maroko yang beroperasi di kawasan Puncak.
Terkait dengan ditangkapnya dua wanita asal Maroko oleh Polres Bogor yang berprofesi sebagai Magribi di Puncak, menurut sumber ini, sangat dihargai.
Namun langkah polisi dan imigrasi diakui sangat lambat. “Jangan salah, pemuda dan warga disini menaruh harapan atas sesuatu penghasilan uang dari keberadaan wanita ini. Ini sulit diberantas, karena antara P-SK dengan sebagian warga disini saling membutuhkan,” paparnya.
Para wanita Magribi ini selain dibooking pria lokal, juga sering dibooking pria asal Timur Tengah.
“Makanya selain di salon dan kafe, para wanita P-SK asing juga mangkal di tempat penukaran uang asing yang berdiri berjejer disepanjang Kampung Sampay Cisarua. Lokasi ini memang tempatnya pria Arab,” katanya lagi.
Kakanim Bogor, Bambang Catur Puspitowarno mengungkapkan, dirinya akan melakukan pembersihan secara total di Puncak, jika tim yang sedang bekerja, menemukan kebenaran dari pengaduan masyarakat yang masuk ke kantornya. “Akan saya berantas tuntas. Lihat saja aksinya,”papar Bambang.
Apalagi jika benar apa yang disampaikan pihak imigrasi dan kepolisian Bogor, bahwa ada ratusan wanita asing yang diduga mencari uang dengan melacurkan diri ke kalangan ekspatriat yang sengaja berwisata ke kawasan berhawa sejuk ini.
Para wanita asing yang melayani lelaki hidung belang ini, beroperasi sejak pukul 19.00 malam hingga pukul 12.00 siang.
Meereka menghilangkan jejak, dengan memanfaatkan salon atau kafe sebagai lokasi transaksi dengan bantuan seorang mami yang menjadi koordinator mereka. “Selain wanita Maroko, ada juga dari Bahrain dan Mesir. Kalau dari negara China yang lebih dikenal dengan Cungkok, di Puncak nggak ada. Adanya Maghribi,” kata sumber ini yang meminta identitasnya dikaburkan.
Rasa nyaman wanita P-SK Timur Tengah ini, karena masyarakat tidak menaruh curiga. Hal ini karena sudah beberapa tahun ini, kawasan puncak Bogor Jawa Barat, menjadi tempat penampungan ribuan pengungsi UNHCR.
Data yang didapat, masih sekitar 15 wanita asal Maroko yang beroperasi di kawasan Puncak.
Terkait dengan ditangkapnya dua wanita asal Maroko oleh Polres Bogor yang berprofesi sebagai Magribi di Puncak, menurut sumber ini, sangat dihargai.
Namun langkah polisi dan imigrasi diakui sangat lambat. “Jangan salah, pemuda dan warga disini menaruh harapan atas sesuatu penghasilan uang dari keberadaan wanita ini. Ini sulit diberantas, karena antara P-SK dengan sebagian warga disini saling membutuhkan,” paparnya.
Para wanita Magribi ini selain dibooking pria lokal, juga sering dibooking pria asal Timur Tengah.
“Makanya selain di salon dan kafe, para wanita P-SK asing juga mangkal di tempat penukaran uang asing yang berdiri berjejer disepanjang Kampung Sampay Cisarua. Lokasi ini memang tempatnya pria Arab,” katanya lagi.
Kakanim Bogor, Bambang Catur Puspitowarno mengungkapkan, dirinya akan melakukan pembersihan secara total di Puncak, jika tim yang sedang bekerja, menemukan kebenaran dari pengaduan masyarakat yang masuk ke kantornya. “Akan saya berantas tuntas. Lihat saja aksinya,”papar Bambang.