Ini dia penyebab punahnya Bensin di wilayah Sumsel

 Hasil gambar untuk foto pengisian bbm

SRIPOKU.COM,PALEMBANG -- Ketersedian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang ada di Palembang semakin sedikit.
Mayoritas SPBU tak lagi menyediakan pengisian BBM jenis premium tersebut.
Imbasnya masyarakat terpaksa menggunakan bahan jenis lainnya yakni pertalite.
Padahal masyarakat masih banyak yang membutuhkan bahan bakan jenis premium ini.
Hal ini terbukti masih panjang antrean di dua SPBU di kawasan Jalan Kol H Burlian.
Nando, warga Gandus ini setiap kali pulang kerja selalu mampir di SPBU kawasan Kol Burlian Palembang, untuk mengisi premium.

Pria dua anak ini, kesehariannya sebagai tukang ojek, sangat membutuhkan jenis bahan bakar premium.
Meski selisih harga hanya Rp 1100 namun sangat berharga bagi dirinya.
"Sekarang susah mencari SPBU yang jual premium, pada tak jual lagi premium," katanya, Jumat (11/8) saat ditemui di lokasi.
Ia berharap ketersedian premium harus ada.
Jangan sampai lama kelaman hilang.
SPBU sudah berangsur jual pertalite. Sehingga orang orang seperti dirinya tak susah mencari bahan bakar premium.
"Kalau SPBU tak ada yang jual premium ya wajar penjualan pertalite meningkat.
Coba kalau SPBU masih menyediakan premium, saya yakin masih banyak yang beli," katanya.
Beberapa SPBU yang dijumpai memang tak lagi menyediakan jasa penjualan premium.
Diantaranya dua SPBU yang berada di Plaju, Simpang Pahlawan, Demang Lebar Daun, Soekarno Hatta, Jalan Ratu Prawiranegara.
Mayoritas pegawai, tertutup dengan informasi sebab tak lagi menjual premium di SPBU mereka tempat bekerja.
Namun ada juga yang membocorkan alasan, diantaranya pada SPBU A. Yani, sejak lima bulan terakhir tidak lagi menggunakan premium dikarenakan pembatasan distribusi premium.
"Kami sudah lima bulan tidak menjual premium lagi, sejak april lalu," ujar Endah, salah seorang pekerja di SPBU tersebut.


Pembatasan maupun keterlambatan distribusi premium merupakan penyebab utama tidak dijualnya lagi premium di SPBU itu.
"Premium udah dibatesi, waktu itu kami pesan 12 ton dan hanya dikirim 8 ton.
Pengantarannya juga lama, biasanya sehari ini bisa sampai dua hari nunggunya, jadi kami stop," ujar Endah.
Harga premium seharga Rp.6.450 dengan diperkenalkannya pertalite seharga Rp.7.700, terkadang masih ada warga yang menanyakan keberadaan premium.
" Ya, terkadang ada yang tanya tentang premium, kami bilang nggak ada, kata ibuknya ya udah berarti rata ya nggak ada lagi premium," tutupnya.

SPBU A. Yani ini menjadi SPBU percobaan pertama bersama dengan SPBU Golf Kenten untuk memperkenalkan pertalite dan perlahan-lahan menghapus penjualan premium.
"Harganya tidak berbeda jauh dengan premium, pertalite harganya Rp.7.700," tambah Danar.
Walaupun dengan perbedaan harga yang tidak mencolok, terkadang konsumen masih tetap menanyakan tentang keberadaan premium kepada petugas SPBU.
"Masih ada yang suka bertanya tentang premium maupun solar, tapi kami jawab tidak ada lagi dan mereka mengangguk hanya bertanya sekilas," tutupnya.